TEMPO.CO, Jakarta – Perusahaan penyedia jaringan seluler papan atas, XL Axiata Tbk (XL Axiata), PT Smartfren Telecom Tbk (Smartfren), dan PT Smart Telcom (SmartTel) menyatakan merger dengan nilai gabungan pra-sinergi mencapai lebih dari Rp104 triliun atau 6,5 miliar dolar AS.
Penggabungan ini akan membentuk entitas telekomunikasi baru bernama PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (XLSmart), sebuah kekuatan baru di sektor telekomunikasi.
“Merger ini merupakan langkah penting dalam membangun fondasi ekonomi digital yang tangguh. Merger ini akan memungkinkan kami untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur yang unik bagi Indonesia sebagai negara kepulauan dengan menyediakan platform yang dapat berkembang yang akan meningkatkan cakupan dan kualitas layanan, berbagai pilihan produk menarik, dan perbaikan kualitas jaringan,” kata Group Chief Executive Officer Axiata Group, Vivek Sood, dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu, 11 Desember 2024.
Penggabungan dua pemegang merek XL dan Smartfren ini, menjadikan mereka berada di posisi 3 besar penyedia seluler di Indonesia. XL hingga akhir September 2024, memiliki jumlah pelanggan 58,6 juta, sedangkan Smartfren 34,7 juta, sehingga gabungan keduanya menjadi 93,3 juta pelanggan.
Posisi teratas penyedia seluler masih dipegang Telkomsel dengan 159,9 juta pelanggan, diikuti Indosat Ooredoo Hutchisn dengan 100,9 juta pelanggan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Operator seluler Telkomsel selama semester pertama tahun 2024 mengumpulkan pendapatan senilai Rp57,166 triliun, meningkat 29,9 persen dari Rp44,009 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Indosat dalam pengumuman hasil kinerjanya untuk paruh pertama tahun 2024 mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp2,7 triliun, tumbuh 43,3 persen year-on-year (YoY) dan mempertahankan tren kinerja positif selama lebih dari tiga tahun berturut-turut.
Merger XL dan Smartfren menggabungkan dua entitas yang akan saling melengkapi dalam melayani pangsa pasar telekomunikasi Indonesia, kata Vivek Sood.
XLSmart akan memiliki skala, kekuatan finansial, dan keahlian yang mampu mendorong investasi infrastruktur digital, memperluas jangkauan layanan, dan mendorong inovasi bagi pelanggan, sekaligus menciptakan pasar yang lebih sehat dan kompetitif, katanya.
XL Axiata akan menjadi entitas yang bertahan, sedangkan Smartfren dan SmartTel akan menggabungkan diri menjadi bagian dari XLSmart.
Axiata Group Berhad (“Axiata”) dan Sinar Mas akan menjadi pemegang saham pengendali bersama, masing-masing memegang 34,8 persen saham XLSmart dengan pengaruh yang sama untuk arah dan keputusan strategis perusahaan.
XLSmart akan memanfaatkan jaringan, keahlian, dan sumber daya dari para pemegang saham untuk mempercepat transformasi digital di Indonesia.
Franky Oesman Widjaja, Chairman, Sinar Mas Telecommunication and Technology, menyatakan merger tersebut merupakan upaya penting yang lakukan pihaknya untuk memberikan nilai tambah yang besar kepada seluruh pemangku kepentingan melalui layanan yang prima, konektivitas digital, dan inovasi, termasuk untuk mendukung upaya Pemerintah Indonesia dalam mendorong transformasi digital.
“Kami sangat mengapresiasi dukungan dari Pemerintah, serta dedikasi dari seluruh karyawan, mitra dan rekanan, dan tentunya kepercayaan seluruh investor sehingga merger ini dapat terwujud, di mana XLSmart dapat berkontribusi lebih besar dalam melayani masyarakat dan mendukung ekonomi digital Indonesia,” katanya.
Belum Mengajukan Permohonan ke Pemerintah
Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid mengatakan belum ada permohonan resmi yang diajukan oleh kedua operator seluler kepada pemerintah.
“Jadi, kami belum tahu karena belum melapor secara resmi keduanya. Jadi kami sifatnya menunggu sebagai penghulu untuk mempersatukan. Kurang lebih seperti itu peran Kemkomdigi,” ujar Meutya di Yogyakarta, Rabu, seperti dikutip Antara.
Meski begitu, dirinya mengatakan bahwa Kementerian Komdigi tetap mendukung apabila kedua perusahaan ingin melakukan merger untuk menjaga iklim kompetisi industri telekomunikasi sehat.
“Tapi saat ini belum ada secara resmi menyampaikan bahwa akan ada pernikahan di antara keduanya secara resmi,” kata Meutya.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria menyebut langkah merger operator seluler XL Axiata dan Smartfren Telecom sebagai suatu keniscayaan.
“Kita tahu kan industri telko ini makin saturated istilahnya, makin jenuh, ruang pertumbuhannya juga makin kecil, jadi saya kira tindakan merger itu sudah satu keniscayaan,” kata Nezar di Yogyakarta, Selasa malam.
Nezar mengemukakan bahwa langkah merger kedua operator seluler tersebut berpotensi mendatangkan iklim kompetisi yang lebih sehat dalam industri telekomunikasi.
Kementerian Komunikasi dan Digital, dia mengatakan, akan memastikan semua operator seluler melakukan kegiatan operasional sesuai ketentuan dalam Undang-Undang (UU) Nomor 36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi.
Nasib Karyawan
Group Chief Executive Officer Axiata Group Vivek Sood buka suara soal nasib karyawan PT XL Axiata Tbk (EXCL) jika merger dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) telah rampung. Menurutnya, tidak akan ada rasionalisasi, termasuk pemutusan hubungan kerja atau PHK, setidaknya sebelum proses merger selesai.
“Jika nanti setelah jangka waktu tertentu ada rasionalisasi, support payment dan kompensiasinya sudah diperhitungkan secara fair, bahkan mungkin lebih dari fair,” kata Vivek Sood di Jakarta Selatan, Rabu, 11 Desember 2024.
Menurut Vivek Sood, pemegang saham telah berdiskusi supaya proses merger bisa memberikan hasil yang memuaskan bagi karyawan. Ia mengatakan perusahaan sangat terbuka kepada karyawan untuk tetap bekerja di MergeCo, entitas gabungan antara XL Axiata dan Smartfren. Sebagai informasi, Axiata Group memproyeksi proses merger bisa tuntas dalam tiga bulan ke depan dan bisa diresmikan pada semester I 2025.
Lebih lanjut, ia mengatakan, merger membuat perusahaan menjadi platform yang lebih kuat dan kompetitif. Selain itu, dapat menghadirkan peluang berbagai peran baru yang lebih beragam. “Terdapat akses kepada peran yang menarik, proyek beragam, dan pengalaman baru bagi karyawan,” kata dia.
Sementara itu, Presiden Direktur XL Axiata Dian Iswarini mengatakan telah mengadakan rapat bersama karyawan. Rapat itu, kata Dian, membahas mekanisme insentif hingga penghargaan agar karyawan merasa nyaman saat bertransisi ke MergeCo.
Terpisah, Sekretaris Jenderal Serikat Pekerja XL Axiata Henry Machsuni mengonfirmasi telah dilakukan rapat bersama pimpinan XL Axiata dan Axiata Group Berhad pada Rabu pagi. Namun, ia belum bisa mengungkapkan detail pembahasan pada rapat tersebut.
“Hari ini karyawan diundang townhall, untuk level group head secara offline. Sedangkan karyawan lain menyimak online via Zoom,” kata Henry lewat aplikasi perpesanan.
Sebelumnya, Henry mengatakan karyawan PT XL Axiata Tbk. merasa nasibnya tidak jelas di tengah rencana merger dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN). Menurutnya, banyak karyawan yang menjadi khawatir dengan potensi pemutusan hubungan kerja (PHK).
Hammam Izzuddin berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor Makan Bergizi Gratis: Kritik dari Megawati hingga Persiapan BPOM