TEMPO.CO, Jakarta – Dalam tari tradisional, bentuk tari dibagi menjadi tiga jenis, yaitu tari tunggal, tari berpasangan, dan tari kelompok. Pembagian bentuk tari ini berdasarkan jumlah orang yang menampilkan tarian tersebut.
Tari tunggal adalah pertunjukan tari yang dilakukan oleh satu orang. Tari kelompok adalah pertunjukan tari yang dilakukan oleh sekelompok orang, umumnya lebih dari dua orang.
Sedangkan tari pasangan adalah tarian yang dibawakan oleh dua orang penari. Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai tari pasangan, berikut rangkuman informasi selengkapnya.
Pengertian Tari Berpasangan
Berdasarkan Buku Panduan Guru Seni Tari untuk SMA Kelas XI, tari berpasangan atau duet adalah tarian yang dibawakan oleh dua orang penari. Untuk tarian duet tersebut, penari dapat berpasangan sejenis (pria dengan pria atau wanita dengan wanita) atau berpasangan tidak sejenis (pria dengan wanita).
Setiap penari dalam tari berpasangan mempunyai peran tersendiri. Penari satu dengan yang lain saling melengkapi atau memiliki kaitan erat dalam pengolahan gerak tarinya. Hal terpenting dalam membawakan bentuk tari berpasangan ini adalah keterlatihan dengan pasangan penari untuk mewujudkan keserasian atau keharmonisan.
Ciri khas dari tari berpasangan, yaitu adanya kerja sama untuk saling mengisi atau saling merespons antara dua penari.
Mengutip dari buku Belajar Tari Nusantara, setiap tari berpasangan memiliki keunikan masing-masing. Tarian ini juga memiliki tema dan makna yang menjadi dasar setiap gerakannya.
Secara tematik tari berpasangan sering kali mengusung tema percintaan atau peperangan. Contohnya adalah Tari Payung dari Sumatera yang mengusung tema percintaan. Tarian ini melambangkan perlindungan laki-laki terhadap perempuan.
Oleh karena itu, dalam tariannya properti payung lebih banyak digunakan oleh penari pria. Sementara penari wanita mengekspresikan perasaannya melalui gerakan dengan selendang.
Indonesia terkenal dengan keberagaman budayanya. Bahkan, Indonesia juga memiliki sejumlah tari berpasangan dari berbagai daerah. Berikut contoh tari berpasangan di Indonesia.
1. Tari Serampang Dua Belas dari Sumatra Utara
2. Tari Payung dari Sumatra Barat
3. Tari Cokek dari Betawi
4. Tari Bambangan Cakil dari Surakarta
5. Tari Caci dari Nusa Tenggara Timur
6. Tari Jaipong (Jawa Barat)
7. Tari Janger (Bali)
8. Tari Srikandi Suradewati (Yogyakarta)
9. Tari Oleg Tamulilingan (Bali)
10. Tari Pemburu Kijang (Jawa Barat)
11. Tari Retno Tinanding (Jawa Tengah)
12. Tari Bambangan Cakil (Jawa Tengah)
13. Tari Srikandi Mustokoweni (Jawa Tengah)
14. Tari Retno Ngayudo (Jawa Tengah)
15. Tari Legong (Bali)
16. Tari Bugis Kembar (Jawa Tengah)
17. Tari Rama Sinta (Jawa Tengah)
18. Tari Karonsih (Jawa Tengah)
19. Tari Ulu Ambek (Sumatera Barat)
20. Tari Zapin (Riau)
Keunikan Tari Berpasangan
Selain memiliki keunikan dalam tema yang diusung, tari berpasangan juga memiliki sejumlah keunikan lainnya, yaitu:
Gerakan tari berpasangan ini tetap terkontrol meskipun tidak sepenuhnya bebas, sehingga menghasilkan koreografi yang harmonis dan kompak—kekuatan utama dari tari berpasangan.
Penari mengenakan kostum berwarna-warni yang mencerminkan adat dan kepercayaan. Penari perlu menjiwai karakter dalam kostum agar gerakan mereka terasa hidup.
Keunikan Iringan Musik
Kekompakan musisi dalam mengiringi tari berpasangan sangat penting. Musik yang selaras dengan gerakan tari menciptakan pertunjukan yang memukau.
Tari dan masyarakat tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena tari lahir dan berkembang dari sebuah kebutuhan masyarakat. Berikut fungsi-fungsi tari:
Sebagai Sarana Ritual atau Upacara Religi
Tari sebagai sarana ritual merupakan warisan kebudayaan zaman prasejarah. Masyarakat pada zaman prasejarah percaya bahwa melalui tari, apa yang diinginkan akan tercapai.
Tari berjenis ini merupakan tari yang memiliki tujuan menghibur tanpa menekankan nilai estetis dan nilai komersial sehingga tidak memerlukan persiapan untuk melakukannya. Kata hiburan lebih menitikberatkan pada pemberian kepuasan perasaan tanpa mempunyai tujuan yang lain (Jazuli, 1994). Tari hiburan dapat membuka ruang bagi para partisipannya (pihak yang terlibat) untuk bersukacita dan saling menghibur diri (Dibia, dkk. 2006).
Pertunjukan Tari sebagai pertunjukan harus mempertunjukkan sesuatu yang bernilai seni tinggi dan berusaha untuk menarik perhatian penonton. Tari harus dipersiapkan secara sungguh-sungguh karena dapat dikomersialkan.