TEMPO.CO, Jakarta – Calon Gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil menjadi figur dengan tingkat popularitas tertinggi ketimbang kandidat lain. Sigi Lembaga survei Indikator Politik Indonesia mencatat popularitas Ridwan sebesar 96 persen.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi mengatakan meski menjadi figur yang paling populer dari kandidat lain, namun dalam tingkat keterpilihan, duet Ridwan-Suswono kalah dari duet Pramono Anung-Rano Karno.
Burhanuddin menjelaskan, kendati popularitas merupakan hal yang mendasar dalam politik elektoral. Akan tetapi, hal tersebut tidak cukup untuk menguatkan jumlah tingkat keterpilihan dalam suatu kontestasi.
“Citra personal calon juga harus positif,” kata Burhanuddin di Jakarta, Jumat, 21 November 2024.
Merujuk sigi Indikator Politik, Ridwan Kamil menempati urutan kedua dalam hal tingkat ketidaksukaan. Mantan Gubernur Jawa Barat itu memperoleh tingkat ketidaksukaan sebesar 74,4 persen.
Pun, pada simulasi surat suara bagi tiga pasangan calon, duet Pramono-Rano memperoleh tingkat keterpilihan dengan persentase dukungan sebesar 42,9 persen. Sedangkan duet Ridwan-Suswono memperoleh tingkat keterpilihan sebesar 39,2 persen dan pasangan Dharma Pongrekun-Kun Wardana memperoleh tingkat keterpilihan sebesar 5,1 persen.
Burhanuddin menjelaskan, dukungan bagi Pramono-Rano dan Ridwan-Suswono sangat kompetitif di sebagian besar segmen demografi warga. Akan tetapi, Pramono-Rano lebih unggul lantaran lebih mampu menjangkau pemilih melalui berbagai kegiatan sosialisasi.
Misalnya, Burhanuddin menjelaskan, pada kegiatan yang selisihnya agak lebar, yaitu pada pertemuan tatap muka; atribut luar ruang; kunjungan simpatisan dan kegiatan sosial. “Sementara Ridwan-Suswono unggul melalui media sosial, terutama Instagram,” kata dia.
Penarikan sampel survei ini menggunakan metode multistage random sampling. Jumlah sampel sebanyak 1.600 orang dengan asumsi metode simple random sampling, dengan margin of error sekitar 2,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Sampel berasal dari seluruh Kota Administrasi di Provinsi Daerah Khusus Jakarta yang terdistribusi secara proporsional. Namun, karena pertimbangan kecilnya populasi Kepulauan
Seribu, tidak diikutsertakan dalam sampel. Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Wawancara dilakukan pada 30 Oktober – 8 November 2024. Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar
20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check).