Ada sejumlah alasan mengapa protes lewat bunga dilakukan. Salah satunya, adalah menyampaikan aspirasi tanpa harus hadir secara fisik. Kepada The Korea Herald, Profesor Huh Chang Deok dari Universitas Yeungnam menjabarkan, ini adalah bagian dari perubahan paradigma dalam masyarakat.
“Satu bunga pemakaman harganya sekitar 100 ribu won (kurang lebih Rp1,1 juta), tapi menyampaikan sebuah pesan secara tegas bernilai lebih dari angka itu, karena bisa menarik perhatian dan bahkan bisa mengarah pada perubahan,” tutur Profesor Huh, dilansir dari The Strait Times. Apalagi, kiriman bunga dukacita ini bebas dari potensi rusuh.
Selain itu, ada pula alasan anonimitas, karena karangan bunga dikirim oleh pihak vendor. Bahkan pihak vendor pun tak melakukan kontak langsung dengan pembelinya.
“Hanya petugas pengantaran yang terlihat,” kata pegawai di Kantor Wilayah Distrik Seongdong.