“Kalau kita bicara budaya atau seni selalu ditempatkan paling belakang. Cuma buat senang-senang, entertain. Kalau kita budayanya enggak jalan atau mampet, nanti toleransinya juga bisa mampet,” Inaya Wahid mengingatkan.
Menurut putri bungsu Gus Dur ini, keragaman di Indonesia merupakan keniscayaan yang tak dapat dinafikan. Terpenting, bagaimana keragaman dan perbedaan itu menjadi kekuatan, karena Indonesia memiliki perasaan yang mengikat.
“Indonesia itu beragam banget. Itu fakta yang enggak bisa kita tolak. Masalahnya, ini mau diapain. Kita punya perasaan yang mengikat. Ketika kemarin melawan Jepang, ada perasaan kuat yang mengikat kita,” urainya.
“Kita sampai segitu marahnya sampai wasit waktu lawan Bahrain, itu kekuatan, fondasi kita sudah ada. Tapi memang ada hegemoni-hegemoni yang dimanfaatkan beberapa pihak,” Inaya Wahid mengakhiri.