TEMPO.CO, Jakarta – Artikel terbaru yang diterbitkan di The Lancet menyoroti dampak judi online terhadap kesehatan mental, khususnya generasi muda. Menurut Ketua Umum Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia, Nael Sumampouw, merujuk publikasi tersebut, judi online saat ini sudah menjadi isu kesehatan global serius, setara dengan penyalahgunaan narkoba dan alkohol,
“Judi online tidak hanya menjadi masalah di Indonesia tetapi juga isu global. Cara masuknya yang melalui permainan seperti game membuat anak muda lebih rentan, terutama mereka yang mencari pelarian dari stres atau kesulitan hidup,” kata Nael, Sabtu, 30 November 2024.
Menurutnya, sifat judi online yang mudah diakses, tanpa sanksi sosial, dan menyamar sebagai aktivitas normatif membuatnya semakin berbahaya. Para pengguna bisa bermain dari rumah tanpa diketahui lingkungan sekitar dengan kemungkinan awal pemain diberi kemenangan kecil hingga akhirnya menjadi kecanduan judi melalui mekanisme psikologis seperti gambler’s fallacy.
Ragam faktor pemicu
Ia juga menyoroti faktor lingkungan dan psikologis seperti kurangnya dukungan sosial, pengangguran, dan rendahnya keterampilan, yang membuat anak muda lebih mudah masuk dalam jerat judi online.
Kondisi itu diperparah maraknya pinjaman online yang sering digunakan untuk mendukung kebiasaan berjudi. Dampak terburuk kecanduan judi online adalah munculnya learned helplessness atau perasaan tidak berdaya.
“Ketika usaha tidak membuahkan hasil, anak muda mulai kehilangan harapan dan tidak melihat hubungan antara usaha dan hasil. Ini mematikan potensi, kreativitas, bahkan bisa membawa mereka pada keputusasaan yang ekstrem,” ungkapnya.
Ia menambahkan ketidakberdayaan ini dapat menghantui anak muda dari berbagai latar belakang dan bagi yang tidak memiliki dukungan sosial atau sumber daya diri yang memadai, perasaan ini bisa berujung pada pemikiran ekstrem, seperti merasa hidup tidak lagi berarti. Karena itu, kepedulian sosial dalam menghadapi masalah ini dianggap penting. Keluarga dan lingkungan terdekat harus hadir memberikan dukungan agar yang bersangkutan dapat keluar dari jerat judi online.
Ia juga meminta negara hadir lebih proaktif. Misalnya menyediakan layanan rehabilitasi yang mudah diakses di puskesmas atau lembaga lain. Dengan kombinasi dukungan keluarga dan langkah preventif dari negara, Nael optimistis dampak negatif judi online terhadap generasi muda dapat diminimalkan. Namun, ia mengingatkan penanganan ini butuh kolaborasi lintas sektor untuk memberikan solusi yang efektif dan berkelanjutan.