TEMPO.CO, Jakarta – Di era media sosial yang sarat dengan visual sempurna dan citra hidup ideal, generasi muda mencetuskan tren baru bernama grid zero. Tren ini mengacu pada akun Instagram yang kosong atau hanya memiliki unggahan acak, sangat berbeda dengan tampilan akun yang biasanya tertata rapi dan dikurasi dengan cermat.
Fenomena grid zero muncul sebagai bentuk reaksi terhadap tekanan sosial yang dirasakan banyak anak muda untuk menampilkan kesempurnaan hidup di media sosial. Fenomena ini semakin populer di kalangan Gen Z, yang menggunakannya sebagai cara untuk menolak anggapan bahwa hidup harus terlihat sempurna dan ideal.
Istilah grid zero pertama kali dikenalkan oleh Bobby Allyn, seorang reporter teknologi dari NPR.org, sekitar April 2023. Ia menemukan tren ini di Los Angeles, termasuk melalui Jacob Giancola, seorang produser musik yang ikut mempopulerkan grid zero di platform Instagram.
Pada prinsipnya, grid zero adalah kebiasaan untuk mengosongkan feed Instagram, sehingga akun hanya menunjukkan tulisan “No posts yet”. Hal ini berarti pengguna memilih untuk menghapus atau mengarsipkan seluruh konten yang pernah mereka bagikan.
Instagram selama ini dikenal sebagai platform untuk berbagi foto dan video, namun tren grid zero justru mengosongkan halaman profil pengguna, menciptakan kesan yang mencolok dengan ruang kosong. Fenomena ini menunjukkan bahwa generasi muda, terutama Gen Z, sedang memikirkan kembali cara mereka berinteraksi di media sosial.
Di balik keputusan untuk mengosongkan atau meminimalisasi unggahan, mereka ingin menekankan pentingnya menjaga privasi dan menghindari ekspektasi publik akan “konten sempurna”.
Bagi beberapa pengguna, pilihan untuk mengadopsi grid zero juga menjadi kesempatan untuk “detoks digital”, yaitu berhenti sejenak dari keharusan rutin mengunggah konten. Mereka berusaha menjaga keseimbangan antara penggunaan media sosial dan kesehatan mental. Dengan tidak terjebak dalam tekanan untuk selalu memperlihatkan sisi terbaik kehidupan, mereka merasakan kebebasan yang lebih besar dalam berekspresi di dunia maya.
Iklan
Tren ini sering dikaitkan dengan upaya menampilkan keaslian diri yang lebih nyata, tanpa harus tunduk pada tren yang mendikte keseragaman gaya. Beberapa pengguna bahkan memilih untuk mengubah akun mereka ke mode private atau hanya membagikan momen tertentu dengan teman dekat, tanpa menghiraukan jumlah like atau pengikut. Bagi banyak anak muda, langkah ini mencerminkan keinginan untuk berinteraksi dengan media sosial secara lebih pribadi dan otentik.
Menurut para psikolog sosial, fenomena grid zero adalah cara bagi generasi muda untuk mengendalikan citra diri di media sosial tanpa mengorbankan privasi. Di satu sisi, grid zero adalah sebuah upaya untuk mempertahankan kontrol pribadi di tengah budaya yang menuntut kesempurnaan.
Dengan menantang ekspektasi konvensional di media sosial, grid zero mengajak kita untuk lebih menghargai ruang pribadi. Setiap unggahan kini tidak lagi hanya soal estetika, tetapi lebih pada keaslian. Generasi muda, melalui tren ini, menunjukkan bahwa media sosial dapat digunakan dengan cara yang tidak selalu berfokus pada kepuasan publik atau estetika sempurna.
ESCAPADEPR
Pilihan Editor: Mengapa Milenial dan Gen Z Beralih dari Google?