TEMPO.CO, Jakarta – Kekalahan Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi di Pilkada Banten 2024 versi hitung cepat (quick count) dinilai menjadi hal mengejutkan. Alasannya, Airin dinilai sebagai calon kuat pemenang Pilkada Banten.
Direktur Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengatakan kekalahan Airin atas pesaingnya, yaitu Andra Soni-Dimyati Natakusumah, disebabkan berbagai faktor. Misalnya faktor figur dan mesin partai bekerja.
“Yang tak kalah penting, endorse dukungan dari Presiden Prabowo Subianto jadi salah satu faktor penyebab kalahnya Airin,” kata Adi melalui pesan suara singkat, Sabtu, 30 November 2024.
Endorse dukungan Prabowo, Adi melanjutkan, cukup melekat pada partai pengusung Andra-Dimyati dan pemilih di Banten. Hal ini yang menjadi faktor mengapa perolehan suara Andra-Dimyati menjadi cukup besar ketimbang Airin-Ade.
Di sisi figur, kata dia, Andra-Dimyati juga minim resistensi sehingga membuat rekam jejak dan citranya cukup terjaga. Baiknya citra dan endorse dukungan dari figur tokoh inilah yang membuat perolehan suara Andra-Dimyati melesat di Pilkada Banten.
“Kerja mesin politik KIM Plus juga signifikan di Banten,” ujar Adi.
Pada pekan lalu, Ketua Tim Pemenangan Andra-Dimyati Raffi Ahmad mempublikasikan unggahan video berisi dukungan Presiden Prabowo Subianto kepada Andra-Dimyati untuk pilkada Banten di akun media sosial Instagram @raffinagita1717.
Dalam video tersebut, Prabowo meyakini Andra-Dimyati bakal bekerja dengan optimal bila terpilih menjadi Gubernur Banten. “Saudara-saudara sekalian, saya Prabowo Subianto, saya percaya saudara Andra Soni akan bekerja keras,” kata Prabowo dalam video tersebut.
Dihubungi terpisah, Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro, mengatakan kekalahan Airin di Pilkada Banten, salah satunya disebabkan oleh masifnya pemilih transaksional yang muncul jelang masa pemungutan suara.
Pemilih transaksional, kata Agung, merupakan kelompok pemilih yang memilih pasangan calon berdasarkan timbal balik yang diperoleh. Alasan ini cukup logis apabila dielaborasi dengan hasil sigi elektabilitas Airin dan Andra sebelumnya.
Misalnya pada Agustus lalu, Lembaga Survei Indonesia merilis elektabilitas Airin dalam head to head dengan Andra menunjukan ketimpangan yang amat besar. Airin memperoleh 70 persen elektabilitas, Sedangkan Andra hanya memiliki elektabilitas 10 persen.
Akan tetapi, Agung melanjutkan, kekalahan Airin di pilkada Banten juga disebabkan oleh masifnya kerja mesin politik dari partai pengusung Andra-Dimyati.
“Faktor lainnya, dukungan tokoh. Andra-Dimyati memperoleh dukungan langsung dari Presiden Prabowo. Di sisi Airin, dukungan tokoh cenderung minim,” ujar Agung.
Berdasarkan hasil hitung cepat atau quick count yang dilakukan lembaga survei Charta Politika, duet Airin-Ade di pilkada Banten memperoleh suara 42,48 persen atau lebih rendah dari duet Andra Soni-Dimyati Natakusumah yang memperoleh 57,52 persen suara.
Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Sarmuji, tak menampik ihwal kekalahan yang dialami Airin pada kontestasi ini. Ia memastikan kader Golkar telah bekerja keras untuk pilkada yang diikutinya. “Memang ada yang kalah, tapi lebih banyak juga yang menang,” kata Sarmuji.