TEMPO.CO, Jakarta – Sebuah penelitian baru-baru ini menyebut lebih banyak wanita yang menjadi vegetarian dibanding pria. Riset diadakan oleh John Nezlek dan Catherine Forsetell dan hasilnya dimuat di jurnal Sex Roles.
Kedua ilmuwan itu membagi penelitian menjadi dua. Yang pertama meneliti pola makan berdasarkan jenis kelamin pada 13 ribu mahasiswa College of William & Mary selama 15 tahun. Penelitian kedua berfokus pada alasan berhenti makan daging pada masing-masing gender.
Penelitian 1
Dilakukan 2008-2023 dengan peserta 7.541 perempuan dan 5.256 laki-laki serta 121 lagi tak mau menyebutkan jenis kelamin. Hasilnya, persentase peserta perempuan yang menyebut dirinya vegetarian naik 4,3 persen menjadi 8 persen. Sebaliknya, laki-laki yang berhenti makan daging turun dari 2,5 persen menjadi 1,8 persen.
Penelitian 2
Pada studi, 121 laki-laki dan 239 perempuan vegetarian ditanyakan alasan mereka berhenti makan daging. Opsinya adalah alasan etika, alasan lingkungan, atau alasan kesehatan. Lagi-lagi, para peneliti menemukan perbedaan substansial gender.
Perempuan lebih memilih menjadi vegetarian karena alasan etika dibanding laki-laki (46 persen berbanding 30 persen). Begitu juga yang mengaku alasan lingkungan (30 persen berbanding 15 persen). Sementara masing-masing 40 persen mengaku alasan kesehatan.
Perlu penelitian lanjutan
Lalu, apa alasan lebih banyak perempuan yang memutuskan jadi vegetarian? Dilansir dari Psychology Today, Nezlek and Forestall mengindikasikan perempuan lebih peduli pada kesejahteraan hewan dibanding laki-laki. Contohnya, perempuan lebih aktif terlibat dalam memperjuangkan hak binatang dan menentang penggunaan hewan untuk penelitian. Selain itu, jumlah wanita yang menjadi peneliti antrozoologi atau hubungan antara hewan dan manusia 10 kali lipat dibanding laki-laki.
Hasil penelitian berdasarkan keputusan pola makan pada mahasiswa dan apakah mereka sudah bisa disebut dewasa secara umum masih belum jelas. Akan tetapi, implikasi penelitian itu bisa dibilang penting.
Nezlek dan Forestell menjelaskan intervensi efektif dengan tujuan mengurangi konsumsi daging mungkin berbeda untuk laki-laki dan perempuan. Kampanye yang berfokus pada dampak lingkungan menjadi karnivora lebih banyak ditujukan pada laki-laki sementara perempuan mungkin lebih dipengaruhi informasi dengan orientasi etika. Namun masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk membuktikannya.