TEMPO.CO, Jakarta – Pemimpin oposisi terkemuka Suriah mengadakan serangkaian pertemuan di ibu kota Damaskus dengan tokoh masyarakat dan pemuka agama untuk memperkuat perdamaian sipil dan kohesi sosial setelah jatuhnya rezim Bashar al Assad di Suriah awal pekan ini.
Dalam sebuah pernyataan pada Rabu seperti dilansir ANADOLU, koalisi Oposisi Suriah (SOC) mengungkapkan bahwa anggota komite politiknya, Ahmad Baccora, bertemu para pemimpin agama, komunitas, dan diplomatik di Damaskus, termasuk pejabat dari pemerintahan rezim sebelumnya.
Pertemuan tersebut bertujuan untuk membahas cara-cara memastikan keterlibatan semua warga Suriah dalam mendorong perdamaian sipil dan meningkatkan kohesi sosial di seluruh negeri.
Sebagai bagian dari kunjungannya di Damaskus, Baccora juga bertemu dengan anggota gereja dan menekankan pentingnya partisipasi komunitas Kristen dalam upaya membangun kembali Suriah.
Baccora menegaskan bahwa SOC “melakukan segala upaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan membangun negara demokratis dan sipil yang inklusif bagi semua pihak.”
Menurutnya, rakyat Suriah “memantau situasi saat ini dengan penuh kesadaran” dan memahami pentingnya periode transisi antara jatuhnya rezim lama dan pembentukan negara baru.
Bashar al Assad, yang telah memimpin Suriah selama 24 tahun, melarikan diri ke Rusia setelah kelompok anti-rezim mengambil alih Damaskus pada Ahad, mengakhiri kekuasaan Partai Baath yang telah berkuasa sejak 1963.
Pilihan Editor: Kemlu Repatriasi 37 WNI dari Suriah ke Indonesia