TEMPO.CO, JAKARTA – Pointilis adalah teknik melukis yang unik dan menarik, di mana gambar dibentuk dari ribuan titik kecil yang saling berdekatan.
Teknik ini tidak mencampur warna di palet, tetapi mengandalkan mata penonton untuk memadukan warna-warna dari kejauhan. Dengan ketelitian dan kesabaran, pointilis memungkinkan seniman menciptakan gambar yang kaya akan warna, tekstur, dan kedalaman.
Keunikan dari pointilis menjadi salah satu teknik yang memikat dalam sejarah seni rupa, menarik perhatian pecinta seni hingga saat ini.
Sejarah Teknik Pointilis
Pointilisme adalah teknik melukis yang muncul pada akhir abad ke-19 sebagai cabang dari aliran Post-Impressionisme, yang dipelopori oleh Georges Seurat dan Paul Signac.
Teknik ini mengandalkan penggunaan titik-titik kecil warna murni yang ditempatkan berdampingan di atas kanvas, bukan dengan mencampurkan warna di palet, sehingga warna-warna tersebut akan tercampur di mata penonton saat dilihat dari jarak tertentu. Seurat, yang dikenal dengan karya terkenalnya “A Sunday Afternoon on the Island of La Grande Jatte”, mengembangkan teknik ini berdasarkan teori ilmiah tentang warna dan persepsi visual, yang dipengaruhi oleh penelitian ilmuwan seperti Chevreul dan Rood.
Meskipun Pointilisme mendapat popularitas besar di akhir abad ke-19, aliran ini mulai surut setelahnya, namun pengaruhnya tetap terasa dalam perkembangan seni modern, terutama dalam konsep penggunaan warna dan cahaya.
Ciri-Ciri Teknik Pointilis
Pointilisme memiliki ciri khas yang membedakannya dari teknik lukisan lainnya, yaitu penggunaan titik-titik kecil warna murni yang disusun rapat di atas kanvas.
- Penggunaan titik kecil
- Efek optik
- Warna murni
- Pengaruh ilmu warna
- Detail dan ketelitian
- Konsep pencahayaan dan kontras
Pelukis dengan Teknik Pointilis
Georges Seurat menciptakan teknik pointilis sebagai bagian dari pencariannya untuk meningkatkan cara orang melihat warna dan cahaya dalam seni.
Sebagai seorang pelukis yang terpengaruh oleh teori warna ilmiah, Seurat mengamati bahwa warna-warna yang berdekatan dapat saling mempengaruhi, dan dengan memisahkan warna dalam bentuk titik-titik kecil, ia berharap mata manusia akan “mencampurkan” warna tersebut secara alami. Teknik ini bertujuan untuk menciptakan efek visual yang lebih cerah dan dinamis daripada pencampuran warna secara langsung di palet.
Beberapa karya terkenal Seurat yang menggunakan teknik pointilis antara lain;
- A Sunday Afternoon on the Island of La Grande Jatte – 1884-1886
- The Circus – 1891
- Bathers at Asnières – 1884
Terinspirasi oleh teori warna ilmiah dan pengaruh Georges Seurat, mengembangkan teknik pointilis sebagai cara untuk memperkaya hasil lukisan dengan warna yang lebih hidup dan efek cahaya yang dinamis.
Signac percaya bahwa warna yang terpisah dapat menciptakan pengalaman visual yang lebih intens ketika mata manusia mencampurkan titik-titik tersebut dari jarak jauh, menghasilkan kesan kedalaman dan gerakan.
Dengan menggabungkan prinsip warna dan eksperimen dalam penggambaran cahaya, ia memperluas teknik pointilis dalam karyanya.
- Port of Saint-Tropez – 1914
- The Dining Room – 1886-1887
- Portrait of Félix Fénéon – 1890
Cara Menggambar Teknik Pointilis
Langkah pertama adalah menyiapkan semua alat yang diperlukan, seperti kanvas, kuas kecil atau stik, dan cat minyak atau cat air. Pilih warna-warna murni yang ingin digunakan untuk menggambar, karena Pointilisme mengandalkan kontras warna untuk menciptakan efek visual.
Sebelum mulai dengan titik-titik, buat sketsa ringan menggunakan pensil di kanvas. Ini akan menjadi panduan untuk menempatkan titik-titik warna. Sketsa tidak perlu terlalu rinci, cukup menggambarkan bentuk dan komposisi dasar objek yang akan digambar.
-
Mulai dengan Titik-Titik Dasar
Gunakan kuas kecil atau stik untuk mulai menempatkan titik-titik pertama di kanvas. Mulailah dengan warna dasar untuk menggambarkan area besar seperti latar belakang atau bentuk utama objek. Pastikan titik-titik diletakkan dengan jarak yang rapat agar warna tercampur dengan baik saat dilihat dari jarak jauh.
-
Bangun Detail dengan Titik-Titik Lebih Kecil
Setelah lapisan dasar selesai, lanjutkan dengan menambahkan detail lebih halus menggunakan titik-titik kecil. Gunakan warna yang lebih terang atau gelap untuk memberikan kedalaman dan pencahayaan pada objek. Titik-titik ini harus disusun dengan hati-hati agar efek cahaya dan bayangan terlihat alami.
Setelah semua titik-titik ditempatkan, evaluasi lukisan dari jarak jauh untuk memastikan warna tercampur dengan baik dan komposisinya seimbang. Jika perlu, tambahkan lebih banyak titik untuk memperbaiki efek visual atau meningkatkan intensitas warna di beberapa area.
Alisha Faradina, berkontribusi dalam artikel ini.