TEMPO.CO, Jakarta – Arachnophobia adalah ketakutan berlebihan terhadap laba-laba dan jenis arachnida lainnya. Sementara ketakutan terhadap hewan atau situasi tertentu bisa dianggap wajar, arachnophobia adalah bentuk phobia yang lebih serius.
Phobia ditandai oleh ketakutan yang intens dan tidak rasional, yang sering kali tidak sebanding dengan bahaya yang sebenarnya ditimbulkan oleh objek yang ditakuti. Rasa takut terhadap laba-laba dapat menjadi sangat mengganggu bagi penderitanya.
Arachnophobia bukan sekadar ketakutan biasa. Ini adalah kondisi yang membuat seseorang merasa terancam, bahkan hanya dengan memikirkan atau melihat gambar laba-laba. Penderita arachnophobia biasanya akan berusaha menghindari kontak dengan laba-laba, yang bisa berdampak besar pada kehidupan sehari-hari mereka. Ketakutan ini bisa menghalangi aktivitas sehari-hari, membatasi tempat yang bisa dikunjungi, dan mengurangi kualitas hidup.
Berbagai situasi dapat memicu arachnophobia, termasuk:
– Penampakan laba-laba, baik secara langsung maupun dalam gambar.
– Melihat jaring laba-laba.
– Antisipasi atau pikiran tentang laba-laba.
– Berbicara tentang laba-laba.
Bahkan, sekadar menyebut nama laba-laba dapat memicu reaksi cemas pada penderitanya.
Bagi mereka yang menderita arachnophobia, gejalanya bisa sangat mengganggu, di antaranya:
– Rasa cemas saat melihat atau memikirkan laba-laba.
– Kesulitan berkonsentrasi karena pikiran tentang laba-laba.
– Sulit tidur akibat kecemasan yang berkelanjutan.
Diperkirakan sekitar 3-15 persen dari populasi mengalami kondisi ini. Meskipun siapa pun dapat mengembangkan arachnophobia, kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria. Kebanyakan kasus arachnophobia mulai berkembang pada masa kanak-kanak atau remaja.
MEDICAL NEWS TODAY | CLEVELAND CLINIC