TEMPO.CO, Jakarta – Pola makan vegetarian dan vegan semakin populer, terutama di kalangan perempuan. Sebuah penelitian terbaru yang dipublikasikan di Psychology Today mengungkapkan bahwa perempuan secara signifikan lebih cenderung memilih diet berbasis tanaman daripada pria. Penelitian ini menunjukkan perbedaan gender yang mencolok dalam kecenderungan untuk menghindari daging, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari empati hingga kesadaran lingkungan.
Melalui penelitian ini membuktikan pada 2008 hingga 2023, persentase mahasiswa yang menjadi vegetarian atau vegan hampir dua kali lipat. Namun, peningkatan ini terutama disebabkan oleh perempuan, dengan persentase perempuan yang mengidentifikasi diri sebagai vegetarian atau vegan melonjak dari 4,3% menjadi 8%. Sementara itu, persentase pria yang berhenti mengonsumsi daging justru mengalami penurunan, dari 2,5% menjadi 1,8%.
Faktor Empati dan Kesehatan
Berdasarkan studi yang dilakukan pada 13.000 mahasiswa, ditemukan bahwa lebih banyak perempuan yang memilih menjadi vegetarian atau vegan, dengan alasan utama yang meliputi kepedulian terhadap kesejahteraan hewan. Penelitian ini menunjukkan bahwa perempuan cenderung lebih empatik terhadap satwa dan lebih terpengaruh oleh argumen moral terkait konsumsi daging.
Selain itu, banyak perempuan yang lebih tertarik pada diet vegetarian karena dianggap lebih sehat. Diet berbasis tanaman telah terbukti memiliki manfaat bagi kesehatan, seperti mengurangi risiko penyakit jantung dan obesitas, yang membuatnya semakin diminati oleh perempuan yang lebih sadar akan kesehatan mereka.
Selain itu, perempuan sering kali lebih sensitif terhadap isu-isu lingkungan. Pola makan vegetarian dianggap lebih ramah lingkungan karena mengurangi dampak negatif dari produksi daging, yang memerlukan sumber daya yang lebih besar dan menghasilkan emisi gas rumah kaca yang tinggi. Banyak perempuan merasa bahwa mengurangi konsumsi daging adalah cara yang efektif untuk melawan perubahan iklim dan menjaga kelestarian alam.
Media juga memainkan peran penting dalam mengedukasi masyarakat, terutama perempuan, tentang manfaat diet berbasis tanaman. Banyak kampanye vegetarian yang menargetkan audiens perempuan dengan menonjolkan manfaat kesehatan dan kesejahteraan hewan. Selain itu, perempuan lebih sering terlibat dalam diskusi tentang kesehatan dan gaya hidup di media sosial, yang memperkuat pengaruh positif pola makan vegetarian di kalangan mereka.
Adapun penyebab perempuan memilih diet vegetarian juga berbeda dengan pria. Selain faktor moral dan kesehatan, banyak perempuan yang merasa lebih terhubung dengan hewan dan lebih cenderung untuk menghindari kekerasan terhadap satwa. Di sisi lain, pria yang memilih vegetarian atau vegan seringkali melakukannya karena alasan kesehatan atau tren diet, yang menunjukkan perbedaan motivasi yang lebih pragmatis.
Walaupun semakin banyak perempuan yang beralih ke pola makan berbasis tanaman, tantangan tetap ada, terutama dalam hal penerimaan sosial dan ketersediaan pilihan makanan. Namun, seiring dengan meningkatnya kesadaran dan dukungan sosial, pola makan vegetarian semakin diterima, dengan semakin banyak restoran dan produk yang menawarkan pilihan ramah lingkungan dan berbasis tanaman.
Secara keseluruhan, meskipun ada perbedaan gender dalam pilihan diet ini, tren vegetarianisme yang dipimpin oleh perempuan menunjukkan perubahan positif dalam masyarakat. Dengan peningkatan kesadaran kesehatan, empati terhadap satwa, dan kepedulian terhadap lingkungan, perempuan terus memainkan peran utama dalam mengubah pola makan masyarakat secara keseluruhan.
PSYCHOLOGY TODAY
Pilihan editor: Memahami Perbedaan Vegan dan Vegetarian