TEMPO.CO, Jakarta – Demensia adalah kondisi yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia, namun sering kali dipahami secara keliru atau tidak sepenuhnya. Penting untuk mendiagnosis demensia dan jenis yang diderita seseorang agar mereka bisa mendapatkan dukungan serta rencana perawatan yang sesuai untuk masa depan, sekaligus mengembangkan strategi agar dapat hidup dengan baik meski menghadapinya.
Meskipun tidak semua orang yang menua akan mengalami demensia, kondisi ini dapat sangat memengaruhi kualitas hidup. Berikut ini adalah lima hal penting yang perlu diketahui mengenai demensia, berdasarkan informasi dari berbagai sumber.
1. Demensia bukan bagian normal dari penuaan
Kita semua kadang-kadang lupa nama atau wajah, terutama seiring bertambahnya usia. Namun, perubahan yang disebabkan oleh demensia jauh lebih serius dan berbeda. Gejala demensia dapat meliputi kesulitan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan, gangguan bahasa, serta perubahan suasana hati atau perilaku.
Perubahan dalam kemampuan mental ini mungkin terkesan ringan di awal, namun lama-kelamaan akan semakin jelas terlihat. Oleh karena itu, penting untuk memahami perbedaan antara penuaan normal dan demensia. Dikutip dari Alzheimers.org.uk, emensia tidak hanya terjadi pada lansia. Di Inggris, lebih dari 42.000 orang di bawah usia 65 tahun menderita demensia yang dikenal sebagai demensia dini.
2. Demensia bukan hanya kehilangan ingatan
Masalah ingatan sering kali menjadi salah satu gejala pertama yang muncul pada penderita demensia, meskipun tidak semua orang mengalaminya. Pada tahap awal, seseorang mungkin akan sering bertanya tentang informasi yang sama berulang kali atau melupakan hal-hal yang baru saja diberitahukan kepada mereka, seperti nama atau tempat.
Namun, menurut Musicformymind.com, demensia tidak hanya memengaruhi ingatan, tetapi juga dapat berdampak pada berbagai aspek lain dalam kehidupan seseorang, termasuk cara berpikir, berbicara, dan memahami sesuatu. Selain itu, emosi dan perilaku mereka juga bisa terpengaruh, yang dapat menyebabkan perubahan suasana hati yang tiba-tiba atau reaksi yang tidak biasa terhadap situasi tertentu.
3. Demensia disebabkan oleh penyakit otak
Demensia merujuk pada sekumpulan gejala yang disebabkan oleh berbagai penyakit yang merusak otak dan mengganggu fungsinya. Setiap jenis demensia mempengaruhi bagian otak yang berbeda. Penyakit yang dapat menyebabkan demensia antara lain Alzheimer, yang merupakan jenis demensia paling umum, demensia vaskular yang menjadi jenis kedua terbanyak, serta demensia dengan badan Lewy dan demensia frontotemporal, termasuk di dalamnya penyakit Pick.
4. Orang-orang masih bisa hidup dengan baik dengan demensia
Meskipun saat ini belum ada obat untuk demensia, para ilmuwan dan peneliti terus berusaha mencari solusi yang tepat. Namun, terdapat berbagai dukungan dan perawatan yang tersedia untuk membantu penderita demensia tetap menjalani kehidupan aktif dan terus melakukan aktivitas yang penting bagi mereka. Beberapa jenis demensia dapat diredakan gejalanya untuk sementara waktu atau diperlambat perkembangannya dengan obat-obatan pada sebagian orang. Selain itu, ada pendekatan non-obat yang juga efektif dalam mengatasi gejala demensia.
5. Risiko terkena demensia dapat dikurangi
Dilansir dari Alzheimersresearchuk.org, penelitian menunjukkan bahwa sekitar sepertiga dari kasus demensia dapat dipengaruhi oleh faktor risiko yang dapat kita kendalikan, seperti pola makan, olahraga, dan kebiasaan hidup sehat lainnya. Meskipun demikian, hanya sekitar 34% orang yang percaya bahwa risiko terkena demensia dapat diminimalkan, sebuah angka yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan 81% orang yang meyakini bahwa risiko diabetes dapat dikurangi.