TEMPO.CO, Jakarta – Ketua Organisasi Masyarakat Betawi Bangkit David Darmawan, menilai guyonan janda kaya dan Rasulullah yang dilontarkan Suswono lebih parah daripada kasus penistaan agama yang sempat menjerat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
“Ini lebih parah dari Ahok,” kata David saat ditemui di depan gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jakarta pada Senin, 4 November 2024.
Menurut David, sebagai seorang muslim dan tokoh masyarakat, calon Wakil Gubernur Jakarta nomor urut 1 itu mengemban tanggung jawab lebih berat atas pernyataan guyonan pengangguran dan janda kaya. Guyon itu dilontarkan Suswono saat menghadiri kegiatan ormas Bang Japar di Gedung Nyi Ageng Serang, Jakarta Selatan, pada Sabtu, 26 Oktober 2024.
David menyampaikan pendapatnya itu ketika melakukan demo aksi 411. David berujar kedatangannya dan rombongan yang disebutnya sebagai Laskar Suku Betawi itu bertujuan agar Bawaslu Jakarta dapat menindaklanjuti laporan yang diajukannya pada 29 Oktober lalu dan menuntut penjarakan Suswono atas kelakarnya. Aksi yang berlangsung selama 30 menit itu digelar di depan gedung Bawaslu Jakarta, di Jalan M.T. Haryono, pada pagi tadi pukul 10.20 WIB.
Ia pun membandingkan perlakuan hukum atas pernyataan Suswono yang dinilainya melecehkan pemimpin umat muslim dengan kasus penistaan agama Ahok. “Waktu Ahok kepleset aja sampai bergilir-gilir ya kan, kenapa yang ini gak,” ujarnya.
David menyayangkan sikap Suswono yang menganalogikan Nabi Muhammad dalam guyonannya. Ia mengatakan mantan Menteri Pertanian itu perlu dihukum atas perbuatannya. “Kita sakit hati di situ, makanya kalau saya bilang nih, kita harus penjarakan Pak Suswono,” tuturnya.
Berdasarkan pantauan Tempo, aksi demonstrasi yang dikepalai oleh David itu diikuti sekitar 10 orang yang terdiri dari sembilan laki-laki dan seorang perempuan. Peserta demo yang disebut sebagai Laskar Suku Betawi itu berdiri di area trotoar di depan gedung Bawaslu sambil memegang sebuah spanduk yang memuat foto Suswono seolah memegang jeruji besi penjara dan tulisan “411 Penjarakan! Suswono Si Penista”.
David mengatakan, apabila laporannya tidak bisa ditindaklanjuti Bawaslu Jakarta, ia akan mengundang massa lebih banyak untuk menggelar demo di depan gedung lembaga penyelenggara pemilu itu. “Mungkin bisa aja kalau laporan kita gak diterima, bisa aja kita bawa massa lebih banyak,” ujarnya.
Iklan
Bawaslu telah memanggil David selaku pelapor untuk memperbaiki dan melengkapi dokumen laporan dengan laporan bernomor 012/PL/PG/Prov/12.00/X/2024 pada Jumat, 1 November 2024. Besok, Selasa, 5 November 2024, Bawaslu Jakarta akan mengumumkan status laporan tersebut untuk ditindaklanjuti atau tidak. Jika laporan dugaan penistaan agama itu disetujui, Bawaslu Jakarta akan menggelar rapat pleno maksimal lima hari semenjak penetapan status tersebut.
Laporan itu kemudian akan dikaji oleh jajaran anggota Bawaslu Jakarta dan Sentra Gakkumdu. Usai menggelar pleno, Bawaslu Jakarta baru akan memanggil Suswono sebagai terlapor.
Laporan dugaan penistaan dilayangkan David karena dirinya menilai Suswono menyinggung Nabi Muhammad SAW dan istrinya, Khadijah dengan guyonan pengangguran dan janda kaya saat menghadiri kegiatan ormas Bang Japar di Gedung Nyi Ageng Serang, Jakarta Selatan, pada Sabtu, 26 Oktober 2024.
Saat itu, Suswono menceritakan program Kartu Anak Yatim. Namun, para orang tua tunggal, terutama dari kalangan ibu-ibu mempertanyakan program kesejahteraan serupa. “Kemarin ada yang nyeletuk, ‘Pak ada Kartu Janda, nggak?’,” kata Suswono.
Suswono pun menyampaikan program kesejahteraan sosial yang diusung oleh paslon RIDO akan menyentuh semua kalangan, termasuk para janda yang miskin. Lalu direspons, bagaimana dengan janda kaya. Suswono pun menyebut agar janda kaya menikahi pemuda menganggur.
Ia mencontohkan kisah Nabi Muhammad yang menikah dengan Siti Khadijah. “Setuju ya? Coba ingat Khadijah. Tahu Khadijah? Dia kan konglomerat. Nikahi siapa? Ya Nabi (Muhammad) waktu itu belum jadi Nabi, masih 25 tahun. Pemuda kan? Nah, itu contoh (janda) kaya begitu,” ujar Suswono.