TEMPO.CO, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto mendapat sorotan lantaran terang-terangan mengampanyekan alias meng-endorse pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah atau Jateng nomor urut 2, Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen. Prabowo disebut mengikuti jejak pendahulunya, Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi.
Beberapa waktu sebelum para bakal calon presiden atau capres pada Pilpres 2024 diumumkan oleh partai pengusung, Jokowi selaku kepala negara saat itu disebut-sebut mempromosikan nama kandidat penggantinya kala itu. Namun, berbeda dengan Jokowi yang cawe-cawe secara tersirat, Prabowo terang benderang tidak netral di Pilkada 2024.
Sikap berat sebelah terhadap kandidat kepala daerah tersebut ditunjukkan Prabowo melalui video singkat yang diunggah akun resmi Luthfi-Taj. Video tersebut memuat pernyataan dukungan Prabowo terhadap mereka di Pilkada 2024. Kepala negara meminta warga Jateng untuk memilih paslon yang diusung Koalisi Indonesia Maju atau KIM tersebut.
“Saya mohon dengan sangat berilah suaramu kepada Jenderal Ahmad Luthfi dan Gus Taj Yasin Maimoen,” kata Prabowo yang tampak mengenakan kemeja biru dan berdiri di antara Luthfi-Taj dalam video yang diunggah akun @luthfiyasinofficial, dikutip Sabtu, 9 November 2024.
Jejak Jokowi endorse kandidat capres di Pilpres 2024
Isu Jokowi cawe-cawe menjadi perbincangan hangat jelang Pilpres 2024. Terutama setelah dirinya beberapa kali memberikan pernyataan yang memromosikan nama bakal calon. Sedikitnya ada dua nama yang didorong Jokowi agar dijadikan calon penerusnya. Mereka adalah Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
Jokowi tak secara gamblang mendorong Ganjar, saat itu menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah, sebagai bakal calon presiden. Sinyalir dukungan Jokowi kepada Ganjar mencuat dalam agenda temu dengan relawan pendukungnya di Gelora Bung Karno atau GBK, Jakarta Pusat pada Sabtu, 26 November 2022.
Saat memberikan sambutan dalam acara bertajuk Nusantara Bersatu itu, Jokowi meminta pendukungnya berhati-hati memilih capres. Menurut eks Gubernur Jakarta ini, akibat resesi global tantangan ke depan bakal semakin berat, ia mewanti-wanti agar memilih capres yang mengerti apa yang dirasakan oleh rakyat.
“Hati-hati, saya titip hati-hati, pilih pemimpin yang ngerti apa yang dirasakan rakyat, setuju?” ujar Jokowi
Ciri-ciri pemimpin yang memikirkan rakyat, kata dia, memiliki banyak keriput di wajahnya dan berambut putih. Hal itu diketahuinya berdasarkan pengalamannya menjadi presiden. Meski tak menyebutkan nama, ciri-ciri yang disebut Jokowi tampaknya menjurus kepada sosok Ganjar. Sejumlah Relawan pun mengelu-elukan nama kader PDIP tersebut.
“Kalau wajah cling (mulus) dan bersih, tidak ada kerutan di wajah, hati-hati. Lihat rambutnya, kalau putih semua, ini mikirin rakyat ini,” kata Jokowi disambut tepuk tangan ribuan relawan yang memadati GBK.
Namun, seiring berjalannya waktu, dukungan terhadap Ganjar berubah. Jokowi bermanuver menyokong Prabowo. Dukungan itu terlihat dari seringnya Jokowi bertemu empat mata dengan Ketua Umum Gerindra itu. Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin menduga Jokowi lebih condong mendukung Prabowo karena adanya kontrak politik antara Ganjar dengan PDIP.
Menurut Ujang, secara psikologis Jokowi menginginkan sosok presiden yang bisa loyal kepada dirinya pasca lengser nanti. Namun dengan adanya kontrak politik, nantinya Ganjar bakal patuh kepada Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Ketika sudah tidak jadi presiden lagi, kata Ujang, Jokowi akan ditinggalkan oleh Ganjar.
“Sedangkan PDIP itu dipegang di bawah kendali Megawati dan Puan (Puan Maharani, putri Megawati), sehingga Ganjar itu sebagai petugas partai tunduk dan patuh pada Megawati dan Puan, bukan pada Jokowi. Itu ketakutan Jokowi salah satunya seperti itu,” ujar Ujang saat dihubungi Tempo, Rabu, 21 Juni 2023.
Manuver Jokowi mendukung Prabowo sebenarnya tidak terlalu mengejutkan. Pasalnya, Jokowi juga pernah meng-endorse Menteri Pertahanan di kabinetnya itu saat menghadiri HUT ke-8 Partai Perindo pada Senin, 7 November 2022. Kala itu Jokowi menyinggung soal kemenangannya melawan Prabowo di Pilpres 2014 dan 2019.
Prabowo merupakan rival Jokowi dalam Pilpres 2014. Saat itu ia berpasangan dengan Hatta Rajasa dan dikalahkan oleh Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla. Lalu pada Pilpres 2019, Prabowo kembali maju dan berpasangan dengan Sandiaga Uno, namun kembali dikalahkan Jokowi yang berpasangan dengan Ma’ruf Amin.
“Dua kali di Pemilu Presiden juga menang,” ujar Jokowi sembari tersenyum kepada Prabowo yang juga hadir di acara tersebut. “Mohon maaf Pak Prabowo. Kelihatannya setelah ini jatahnya Pak Prabowo,” kata Jokowi diikuti tepuk tangan para kader Perindo.
Empat hari sebelumnya, saat menghadiri pembukaan pameran Indo Defence 2022 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat pada Rabu, 2 November 2022, Jokowi juga telah menyatakan memberi restu agar mantan rivalnya itu kembali ikut Pilpres. “Sudah sejak awal. Kok restu-restu? Sejak awal saya sampaikan mendukung beliau,” ujar Jokowi.
Jokowi mengatakan sudah memberikan sejumlah nasihat kepada Prabowo mengenai Pilpres 2024. Hal itu Jokowi lakukan dalam berbagai kesempatan dengan Prabowo. “Kita saling tukar-menukar pikiran mengenai bagaimana indonesia ke depan. Saya kira biasa lah, saya berbicara bukan sering, ya, terlalu sering dengan Pak Menhan itu,” kata Jokowi.
NOVALI PANJI NUGROHO | NANDITO PUTRA | M JULNIS FIRMANSYAH | HAN REVANDA PUTRA | MAJALAH TEMPO | KORAN TEMPO