Dunia

BCA Bantah Danai Kerusakan Hutan di Indonesia: Komitmen dengan Keberlanjutan

2
×

BCA Bantah Danai Kerusakan Hutan di Indonesia: Komitmen dengan Keberlanjutan

Share this article


TEMPO.CO, Jakarta – EVP Corporate and Social Responsibility PT Bank Central Asia Tbk. Hera F Haryn, membantah jika BCA mendanai kerusakan hutan di beberapa wilayah Indonesia. Dia mengatakan, perusahaannya selalu memperhatikan prinsip perbankan sesuai tata kelola yang berlaku.

“Sebagai perbankan nasional, BCA senantiasa memerhatikan prinsip prudential banking serta prinsip keberlanjutan sesuai dengan regulasi dan standar tata kelola yang baik,” ujar Hera saat dihubungi Tempo pada Kamis, 21 November 2024.

Dia menegaskan, BCA selalu berkomitmen terhadap prinsip perbankan yakni sebagai perantara dengan debitur. Sebab, kata dia, hal tersebut merupakan upaya lembaganya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

“Konsistensi ini dipegang BCA sebagai lembaga perbankan dan intermediari keuangan yang berkomitmen mendukung kedaulatan perekonomian nasional dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan,” tutur dia.

Dalam penjelasannya, ia menyatakan bank BCA juga selalu melakukan penyaringan terhadap pembiayaan yang berpotensi merusak lingkungan. “BCA mengelola potensi risiko yang mungkin timbul dari kegiatan pembiayaan pada umumnya termasuk pembiayaan berkelanjutan,” kata dia.

Dia mengatakan proses penyaringan pembiayaan itu sejak calon debitur mengajukan kredit di bank BCA. Sebab, lanjut Hera, lembaganya memiliki regulasi ketat penyaluran kredit untuk mencegah resiko pembiayaan atas nama perusahaannya.

“Pengelolaan risiko lingkungan, sosial dan tata kelola (LST) dalam rangka pembiayaan diterapkan sejak awal screening proses pengajuan kredit calon debitur,” ucap dia.

Adanya bentuk bantahan ini karena Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) TuK Indonesia menyebutkan terdapat empat bank menjadi kreditur teratas membiayai kerusakan hutan. Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Direktur Eksekutif TuK Indonesia, Linda Rosalina, yang mengatakan empat bank tersebut telah mengeluarkan kredit sebesar 42 persen untuk pembiayaan kerusakan hutan.

“Nah, ternyata kalau dari kredit, 42 persennya itu berasal dari Indonesia. Kalau kami cek kredit-kreditornya itu berasal dari Indonesia,” ujar Linda saat ditemui di Teater Salihara, Jakarta pada Senin, 18 November 2024.

Dia membeberkan empat bank itu yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT Bank Central Asia Tbk., dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Menurut Linda, adanya kerusakan hutan yang terjadi, banyak didalangi oleh lembaga jasa keuangan di Indonesia.

“Sebenarnya ironi ya, kalau kreditnya justru banyak dari lembaga jasa keuangan di Indonesia, tapi investornya, pemegang sahamnya justru banyak berasal dari Amerika sama dari Malaysia,” tutur dia.



Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *