Dunia

Bawaslu Duga Masyarakat Apatis Jadi Penyebab Partisipasi Pemilih Turun di Pilkada 2024

13
×

Bawaslu Duga Masyarakat Apatis Jadi Penyebab Partisipasi Pemilih Turun di Pilkada 2024

Share this article


TEMPO.CO, Jakarta – Badan Pengawas Pemilu atau Bawaslu menduga sikap apatis masyarakat terhadap pasangan calon (paslon) menjadi penyebab turunnya partisipasi pemilih pada pilkada 2024.

“Tidak di Jakarta, tidak di daerah lain Bawaslu melihatnya konteksnya demikian,” kata Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Humas Bawaslu Lolly Suhenty, kepada wartawan, di Grand Lagoi Hotel, Pulau Bintan, Riau, pada Selasa, 3 Desember 2024.

Lolly mengatakan sikap apatis masyarakat sebagai indikasi valid dari penurunan partisipasi pemilih. Menurutnya, perlu survei terukur untuk bisa membuktikan dugaan tersebut. “Asumsi orang bisa ke mana-mana,” ujarnya.

Menurut Lolly, sikap apatis itu juga tergambarkan dari kemenangan kotak kosong dalam pilkada 2024. Ia berujar fenomena ini juga menjadi catatan bersama untuk melakukan evaluasi.

“Kita semua punya kewajiban melakukan refleksi dan evaluasi,” kata dia.

Lolly mengaku prihatin dengan penurunan partisipasi pemilih pada kontestasi di level kepala daerah ini. Alasannya, pilkada merupakan momentum penting bagi seluruh warga Indonesia.

Komisi Pemilihan Umum atau KPU RI August Mellaz mengatakan partisipasi pemilih pada pilkada 2024 di bawah 70 persen.

Dalam pernyataannya di Jakarta pada Jumat, 29 November 2024 lalu, dia menuturkan angka tersebut masih dapat dikategorikan normal.

Namun sebelumnya pada 23 November 2024, Komisioner KPU RI Idham Holik mengungkapkan lembaganya menargetkan tingkat partisipasi pemilih pada Pilkada 2024 mencapai 82 persen.

Menurut catatan KPU, 81,78 persen pemilih menggunakan hak pilihnya pada pemilu presiden (Pilpres) 2024; kemudian 81,42 persen untuk pemilu anggota legislatif (pileg); dan 81,36 persen untuk Pemilu Anggota DPD RI.

Sementara itu, anggota Komisi II dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, Muhammad Toha, mengatakan terjadi penurunan partisipasi pemilih yang cukup signifikan pada pilkada kali ini. Partisipasi pemilih dalam Pilkada 2024 secara nasional mencapai 68 persen.

“Saya tidak tahu penyebabnya apa, tapi ini penting sekali dan harus menjadi evaluasi KPU dan semua pihak, termasuk oleh peserta pemilihan seperti partai politik,” katanya.

Berdasarkan catatan Toha, tingkat partisipasi pemilih di pilkada 2024 sebesar 68 persen. Angka tersebut turun bila dibandingkan pilkada 2020 yang tercatat sebesar 73,4 persen.

Dia mengatakan tren penurunan partisipasi pemilih di pilkada terjadi sejak pilkada 2017 lalu yang tercatat sebesar 74,2 persen. Kemudian pada pilkada 2018, partisipasi pemilih tercatat sebesar 73,24 persen.

Nandito Putra berkontribusi dalam penulisan artikel ini.



Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *