Bagaimana proses pembentukan identitas? Proses terbentuknya identitas adalah perjalanan panjang yang dipengaruhi oleh banyak faktor, baik internal maupun eksternal.
Proses terbentuknya identitas ini bukanlah sesuatu yang terjadi secara instan, melainkan melalui tahapan yang terbentuk alami, interaksi sosial, dan pengaruh lingkungan yang kompleks.
Agar lebih mengetahui proses terbentuknya sebuah identitas, berikut ini informasinya untuk Anda.
Pengertian Identitas
Sebelum memahami proses terbentuknya identitas, mari kita ketahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan identitas.
Dalam konteks psikologi dan sosiologi, identitas mengacu pada serangkaian ciri, nilai, kepercayaan, dan pengakuan sosial yang membentuk cara seseorang mengenali dirinya sendiri.
Identitas tidak hanya berhubungan dengan aspek pribadi seperti nama, usia, atau jenis kelamin, tetapi juga bagaimana seseorang berhubungan dengan kelompok sosial, budaya, dan lingkungan di sekitarnya.
Identitas dapat dibagi menjadi dua jenis utama, yakni identitas pribadi yang terkait dengan persepsi individu tentang dirinya sendiri, seperti karakter, sifat, dan pandangan hidup.
Selanjutnya, ada identitas sosial yang berkaitan dengan bagaimana individu diidentifikasi oleh kelompok sosial atau masyarakat, misalnya berdasarkan etnis, pekerjaan, agama, atau status sosial.
Proses Pembentukan Identitas
Berikut ini adalah 3 proses pembentukan identitas.
1. Pembentukan Identitas Secara Alami
Identitas seseorang dapat terbentuk secara alami melalui ciri-ciri fisik yang melekat sejak lahir. Ciri-ciri ini mencakup berbagai aspek tubuh yang menjadi bagian dari identitas visual seseorang, seperti warna kulit, bentuk rambut, warna mata, serta struktur tubuh lainnya.
Ciri-ciri fisik ini merupakan bagian dari apa yang membuat setiap individu terlihat berbeda satu sama lain. Misalnya, seseorang yang memiliki kulit berwarna gelap, rambut hitam, dan mata coklat akan tampak berbeda dengan seseorang yang memiliki kulit putih, rambut pirang, dan mata biru.
Selain itu, pembentukan identitas alami ini juga dapat berperan dalam mengidentifikasi seseorang dengan kelompok ras atau suku bangsa tertentu.
Ciri fisik tertentu sering kali menjadi penanda yang menandakan seseorang berasal dari ras atau suku bangsa tertentu.
Sebagai contoh, ras Kaukasoid sering diasosiasikan dengan ciri fisik seperti kulit putih dan mata biru atau hijau, sedangkan ras Mongoloid memiliki ciri khas kulit kuning hingga coklat muda dengan rambut hitam lurus dan mata yang cenderung berbentuk lebih kecil
2. Pembentukan Identitas Secara Sosial
Identitas sosial seseorang yang terbentuk melalui serangkaian interaksi dengan individu lain maupun dengan kelompok sosial tertentu mencakup cara individu berhubungan dengan orang lain dalam konteks sosial yang lebih luas.
Interaksi sosial ini memberikan pengaruh besar dalam membentuk cara seseorang memandang dirinya sendiri dalam kaitannya dengan kelompok di sekitarnya.
Identitas sosial seseorang dapat terlihat dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Contohnya melalui gaya berpakaian, gaya bahasa, hingga kebiasaan dalam mengisi waktu luang.
Lebih jauh lagi, identitas sosial sangat dipengaruhi oleh kelompok sosial atau komunitas di mana seseorang bernaung.
Kelompok ini memberikan pengaruh dalam membentuk perilaku, pandangan hidup, serta cara berpikir anggotanya.
3. Pembentukan Identitas Secara Budaya
Terakhir, identitas seseorang juga dapat terbentuk melalui kebiasaan dan praktik yang dijalani dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini mencakup berbagai aspek seperti cara berpakaian, adat istiadat, dan tradisi yang menjadi bagian dari kehidupan individu.
Kebiasaan-kebiasaan ini tidak hanya dipelajari, tetapi juga diinternalisasi, sehingga menjadi bagian tak terpisahkan dari cara seseorang mengenal dan mengekspresikan dirinya dalam konteks budaya tertentu.
Identitas budaya seringkali juga berkembang melalui proses penjajakan dan eksplorasi terhadap budaya yang ada.
Selain itu, identitas budaya juga mulai terbentuk sejak seseorang lahir, di mana individu secara otomatis menerima dan menyerap nilai-nilai serta kebiasaan dari lingkungan budaya di sekitarnya.
AULIA ULVA berkontribusi dalam artikel ini.