Beauties, generasi Z sering dianggap sebagai generasi yang melek teknologi, mudah beradaptasi, dan cepat belajar secara mandiri hanya dengan menonton berbagai video tutorial dari media sosial. Mereka pun dinilai peduli banget sama yang namanya kesehatan mental, loh!
Rasanya cocok juga jika mereka dijuluki generasi yang berani mengambil risiko dan punya pola pikir unik. Sayangnya, sering kali pola pikir mereka dianggap buru-buru, hanya mau berkomunikasi secara digital, dan mudah mengeluh. Padahal generasi Z juga senang diajak diskusi dan berkolaborasi dalam situasi yang santai, lho, Beauties.
Eits, bukan berarti generasi Z sulit buat mengukir prestasi di tempat kerja. Asalkan kamu tahu taktiknya, kamu bisa kok mendobrak stigma gen Z di tempat kerja. Simak tipsnya yang dirangkum dari situs Psikologi hari ini dan buku karya Erica Keswin’berjudul Roadmap Ritual berikut ini, yuk!
1. Ikatan secara Face-to-Face saat Makan Siang
![]() Ikatan tatap muka/foto: freepik.com/farknot |
Jangan buru-buru berpikir negatif dulu ya, Beauties. Mungkin beberapa di antara kamu menilai kalau mengobrol dan mengisi jam istirahat dengan pimpinan atau rekan kerja yang berbeda generasi akan membuat kamu merasa bosan dan nggak sefrekuensi. Tapi, kamu perlu mencobanya terlebih dahulu.
Sebagai generasi Z yang dianggap fleksibel dan memiliki pemikiran terbuka, melakukan bonding, dengan cara berbagi cerita, membahas hobi, film yang disukai di jam makan siang akan menambah kedekatan atau keakraban dengan rekan kerja. Meskipun berbeda, dari minat yang beragam itu, kamu pun jadi tahu tentang cara berpikir rekan kerja kamu dari generasi yang berbeda. Hal yang menurut kamu biasa aja, mungkin menurut orang lain dianggap keren, demikian sebaliknya.
Meski dikenal sebagai generasi yang tumbuh dan dikelilingi dengan kemajuan teknologi dan digital, kamu tetap perlu memiliki quality time dengan rekan kerja kamu secara langsung dan di sini kamu bisa mencairkan suasana dengan mengenalkan permainan baru atau game yang asik dan mengajarkan rekan kerja kamu dari generasi yang berbeda untuk masuk ke dalam pola pikirmu.
Di lain waktu, jangan menolak ketika diajak bermain dengan permainan dari generasi lain, ya, Beauties. Ini penting karena menunjukkan kamu punya pemikiran yang terbuka.
2. Menciptakan Kebiasaan Positif Antar Generasi di Kantor
Menciptakan Kebiasaan Positif Antar Generasi di Kantor/Foto: Freepik.com/Freepik/Gospirit
Dalam buku berjudul ‘Roadmap Ritual‘ yang ditulis oleh Erica Keswin’s, ia menekankan pentingnya kedekatan atau keakraban antar anggota tim. Bayangkan kalau kamu satu sama lain dengan anggota kamu dipenuhi rasa baper, maka tujuan pekerjaan kamu nggak akan pernah tercapai karena dibentengi oleh rasa iri, kesenjangan dan perbedaan pendapat yang membuat ada sekat satu sama lain.
Namun ketika semuanya memiliki kebersamaan layaknya keluarga atau sahabat, maka kebiasaan ini akan berfungsi secara positif. Layaknya keluarga, ketika anggota keluarga yang lain sedih, merasa tidak dihargai, sedang kewalahan maka kamu akan punya inisiatif atau ambil bagian untuk membantu mereka yang kekurangan.
Sebaliknya, ketika ada yang berhasil kamu pun akan merayakan keberhasilan itu bersama-sama, dengan lingkungan positif yang tercipta maka kinerjamu, ide-ide kreatifmu akan terwujud dan tersalurkan dengan lebih mudah dengan cara yang positif, Beauties.
3. Menjadikan Rekan Kerja sebagai Mentor
Menjadikan Rekan Kerja sebagai Mentor/Foto: Freepik.com/redchilii
Setiap orang dari generasi apa pun pasti memiliki potensi atau keunggulan masing-masing. Momen ini dapat digunakan oleh Beauties untuk menjadikan rekan kerja sebagai mentor. Ketika kamu membiasakan diri untuk meminta pendapat, bertanya tentang pengalaman rekan kerja ketika menyelesaikan sesuatu di sini akan terjadi peningkatan interaksi sosial dengan rekan kerja, sehingga tidak akan merasa canggung ketika terlibat di dalam sebuah project yang melibatkan beragam generasi berbeda tergabung di dalam sebuah tim atau kelompok.
Interaksi yang sering terjadi akan menumbuhkan kedekatan satu sama lain, dan kamu pun akan merasa enteng untuk berbagi tentang hal yang kamu ketahui kepada orang lain, sehingga kepintaran yang kamu miliki juga berguna untuk orang lain.
Berasumsilah bahwa setiap generasi dapat belajar dari generasi lainnya. Orang yang muda bisa belajar dari yang lebih senior, demikian sebaliknya.
4. Belajar Ketangguhan Lewat Kolaborasi
Belajar Ketangguhan Lewat Kolaborasi/Foto: Freepik.com/tirachard
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa generasi z dianggap sebagai generasi stroberi yang tidak tahan banting. Hal ini dikarenakan ketika teknologi, berbagai macam platform media sosial bermunculan, generasi z lahir. Untuk menumbuhkan semangat generasi z untuk terus berjuang dan menyelesaikan apa yang telah dimulai, pimpinan perusahaan bisa saja memberikan tantangan berkelompok yang harus diselesaikan di dalam sebuah tim. Misalnya menggunakan konsep bermain seperti outbond, pertandingan petualangan saat rekreasi kantor.
Meskipun dikemas dalam bentuk permainan, untuk menjadi kelompok yang berhasil menyelesaikan misi dan memenangkan setiap permainan, butuh adanya kolaborasi dan kerja sama tim. Di sini, generasi z berlatih untuk membuat strategi yang terarah, lalu ketika menemukan kesulitan dan nyaris menyerah karena menemukan berbagai tantangan di luar dugaan mereka dan ada hal-hal yang dianggap tidak praktis, generasi z dapat melihat cara berpikir dari generasi lainnya dan mengadopsi semangat mereka. Hal ini menunjukkan kalau gen Z tidak berjuang sendirian.
5. Terbuka pada Pencapaian Tim
Terbuka pada Pencapaian Tim/Foto: Freepik.com/our-team
Ketika berbicara tentang pencapaian kelompok, ada baiknya generasi z juga ambil bagian menjadi seorang pemimpin. Di dalam memimpin, generasi z tidak melulu harus berpikir dengan cara bersaing atau berkompetisi. Tapi di sini, gen Z boleh berbagi secara aktif tentang skill yang mereka miliki. Mungkin skill yang dianggap sederhana seperti mengedit video, membuat slide presentasi dengan cara yang singkat, tapi menarik adalah skill yang mudah bagi generasi z, tapi belum tentu untuk generasi yang lain.
Di sini, gen Z ketika memimpin suatu projek dapat mengutarakan pemikiran mereka yang dapat membuat proses kerja dan pencapaian atau goal kelompok menjadi lebih efektif, tapi tidak terburu-buru. Tunjukkan juga bahwa sebagai generasi z, kamu terbuka pada kritik untuk memperkuat analisis di dalam kerja tim dan menyempurnakan projek yang sedang dikerjakan.
Oke, Beauties berikut tadi beberapa tips supaya generasi Z tetap dapat bertahan dan berjuang menyuarakan ide tanpa lari dari tanggung jawab dan siap bekerja dengan berbagai lintas generasi. Selamat mencoba!
***