TEMPO.CO, JAKARTA – Istilah backburner merupakan salah satu ungkapan yang sering berseliweran di media sosial, terutama dalam konteks hubungan. Meski istilah ini berasal dari bahasa Inggris, namun penggunaannya cukup sering didengar di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya anak muda. Lalu, apa arti backburner dan bagaimana ciri-cirinya? Berikut informasinya.
Arti Backburner
Secara harfiah, backburner artinya kompor belakang. Dalam dunia memasak, kompor belakang biasanya digunakan untuk memasak makanan yang memerlukan waktu lebih lama atau yang tidak memerlukan perhatian terus-menerus. Namun, dalam konteks hubungan, backburner adalah metafora untuk kondisi di mana sesuatu yang diprioritaskan lebih rendah.
Mengutip Merriam-Webster, backburner adalah istilah untuk posisi sesuatu yang tidak akan segera mendapat perhatian dan tindakan. Kata ini berasal dari frasa bahasa Inggris “put on the back burner,” yang berarti meletakkan sesuatu di tempat yang tidak menjadi prioritas utama.
Pada intinya, arti backburner selalu berkaitan dengan sesuatu yang ditunda, diabaikan sementara, atau tidak menjadi prioritas utama. Salah satu alasan mengapa istilah backburner ini menjadi sangat viral adalah karena munculnya lagu NIKI yang berjudul “Backburner”. Lagu tersebut sangat populer dan berhasil menyuarakan perasaan banyak orang yang merasa tidak diprioritaskan dalam suatu hubungan.
Ciri-Ciri Backburner dalam Hubungan
Sering kali sulit untuk mengetahui apakah kita sedang diposisikan sebagai backburner oleh seseorang. Namun, beberapa tanda berikut bisa menjadi indikasi bahwa Anda mungkin sedang berada di posisi tersebut.
1. Komunikasi yang Tidak Konsisten
Salah satu ciri utama dari hubungan backburner adalah komunikasi yang tidak teratur atau jarang. Orang tersebut mungkin menghubungi sesekali, tetapi tidak menunjukkan usaha untuk berkomunikasi secara rutin.
2. Tidak Ada Rencana untuk Bertemu
Dalam hubungan backburner, biasanya tidak ada upaya nyata untuk bertemu atau merencanakan kegiatan bersama. Jika ada rencana, sering kali bersifat spontan atau mendadak, dan bahkan mungkin sering dibatalkan atau diubah tanpa alasan yang kuat.
3. Hanya Dianggap Sebagai Cadangan
Orang yang ditempatkan di backburner mungkin dipertahankan sebagai “cadangan” saat hubungan utama atau prioritas lain tidak berjalan sesuai harapan. Ini bisa terlihat dari cara seseorang hanya menghubungi ketika tidak ada orang lain atau ketika hubungan lain sedang bermasalah.
4. Tidak Ada Kepastian atau Kemajuan
Hubungan backburner biasanya tidak mengalami perkembangan yang berarti. Meski mungkin ada komunikasi atau pertemuan, tetapi tidak ada tanda-tanda untuk maju ke tahap yang lebih serius. Hal ini bisa membuat seseorang merasa terombang-ambing karena ketidakjelasan.
5. Kurang Terbuka Tentang Kehidupan Pribadi
Orang yang menempatkan orang lain sebagai backburner sering kali tidak terlalu terbuka mengenai kehidupan pribadi mereka. Mereka mungkin membagikan sedikit informasi, tetapi cenderung menghindari percakapan yang mendalam atau intim.