PAGI belum penuh saat Luthfi Zawawi tiba di rumah Anies Baswedan di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Rabu, 20 November 2024. Ketua Umum Forum Ulama dan Habaib (Fuhab) Jakarta itu hadir untuk memberikan dukungan kepada calon gubernur dan wakil gubernur dalam pemilihan kepala daerah atau pilkada Jakarta, Pramono Anung dan Rano Karno.
“Saya menerima undangan dari Mas Anies sehari sebelumnya,” kata Luthfi saat dihubungi Tempo pada Jumat, 22 November 2024. Selain Luthfi, belasan ulama dan habib yang tergabung di organisasi itu hadir di rumah Anies. Fuhab menjadi salah satu pendukung Anies sejak pilkada Jakarta 2017.
Setelah Pramono dan Rano tiba, sahibulbait dan tetamu lain meriung di ruang tamu. Mereka berdiskusi soal posisi Pramono-Rano yang masih sulit diterima di kelompok pemilih Islam di beberapa daerah, seperti Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Salah satu sebabnya adalah masih ada sentimen negatif terhadap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang mengusung pasangan itu.
Dua orang dekat Anies bercerita, para tokoh agama yang hadir menyatakan akan membantu memberikan klarifikasi kepada pemilih Islam. “Bahwa Pramono dan Rano tak memiliki masalah dengan umat Islam,” ucap Geisz Chalifah, kolega Anies, kepada Tempo di rumahnya di Jakarta Pusat, Kamis, 21 November 2024.
Setelah berdiskusi lebih dari satu jam, Anies serta para tokoh agama berfoto bersama Pramono Anung dan Rano Karno. Mereka memamerkan tiga jari, dengan telunjuk dan jempol membentuk angka nol, lambang nomor urut Pramono-Rano. “Lewat foto itu, umat bisa memahami arah dukungan kami,” ujar Luthfi.
Menurut Luthfi, sebelum pertemuan itu, Fuhab sebenarnya sudah mendukung Pramono Anung. Keputusan itu diambil setelah Luthfi berdiskusi dengan sejumlah tokoh Betawi. Pramono pun mendatangi rumah Luthfi di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, untuk meminta dukungan pada Selasa, 29 Oktober 2024.
Kepastian Fuhab mendukung Pramono Anung ikut dipengaruhi oleh sikap Anies Baswedan. Beberapa kali Luthfi dan koleganya berdiskusi dengan Anies. Dalam salah satu pertemuan, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini menunjukkan kecenderungan mendukung Pramono Anung.
Orang dekat Anies dan petinggi di tim pemenangan Pramono-Rano bercerita, salah satu pemicu Anies mendeklarasikan dukungan untuk pasangan itu adalah sikap Presiden Joko Widodo. Dalam video yang beredar di publik pada Kamis, 14 November 2024, Jokowi mendeklarasikan dukungannya untuk lawan Pramono-Rano, yaitu Ridwan Kamil dan Suswono.
Pada hari yang sama dengan beredarnya video itu, Pramono mengajak Anies bertemu. Perjumpaan keduanya digelar keesokan paginya atau pada Jumat, 15 November 2024, di rumah Anies. Narasumber yang sama menyebutkan, dalam pertemuan itu, Anies memastikan dukungannya untuk Pramono.
Aldi Setiawan Yodi, juru bicara tim pemenangan Pramono-Rano, membantah jika video dukungan Jokowi disebut menjadi pemantik pertemuan Anies dengan Pramono. “Mas Pram tak peduli langkah politik lawan. Dia berfokus pada apa yang bisa dikerjakan,” kata Aldi kepada Tempo, Jumat, 22 November 2024.
Juru bicara Anies, Sahrin Hamid, menyebutkan Anies masih menunggu putusan mengenai permohonan uji materi Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota yang diajukan pendukungnya. Mereka meminta Mahkamah Konstitusi membuka opsi kotak kosong di surat suara pilkada Jakarta. Gugatan itu bentuk protes terhadap kegagalan Anies menjadi calon gubernur.
Menurut Sahrin, Anies berusaha menghargai sikap para pendukungnya. Anies gagal menjadi calon Gubernur Jakarta karena partai-partai pendukungnya, yaitu Partai Keadilan Sejahtera, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai NasDem, berbalik arah mendukung Ridwan Kamil. Jokowi yang saat itu masih menjadi presiden ditengarai berperan menggagalkan pencalonan Anies.
Pada Kamis, 14 November 2024, Mahkamah Konstitusi menolak permohonan uji materi tersebut. “Setelah adanya putusan MK, Mas Anies mulai terbuka memberikan dukungan untuk Mas Pramono,” tutur Sahrin, Selasa, 19 November 2024.
Sepekan setelah putusan MK dibacakan, Anies menghadiri acara rapat akbar kawal tempat pemungutan suara di Lapangan Blok S, Jakarta Selatan. Didampingi Pramono Anung dan Rano Karno, ia meminta pendukung yang datang mengawal pilkada Jakarta. “Kalau itu dijaga, insyaallah apa yang selama ini sudah dikerjakan akan dituntaskan oleh Mas Pram dan Bang Doel (sapaan akrab Rano),” ujar Anies.
Dua anggota tim Anies menyebutkan dukungan terhadap Pramono merupakan investasi politik mantan Rektor Universitas Paramadina itu. Anies selama ini dianggap terlalu dekat dengan kelompok pemilih Islam. Kedekatan dengan PDI Perjuangan bisa menjadi jalan Anies untuk lebih diterima di kalangan pemilih minoritas dan nasionalis.
Pramono Anung (dua dari kiri) dan Rano Karno, bertemu dengan Anies Baswedan beserta sejumlah tokoh di Forum Ulama Habaib Jakarta yang dipimpin K.H. Luthfi Nawawi di kediaman Anies Baswedan, Lebak Bulus, Jakarta, 20 November 2024. Tim Pramono-Rano Karno
Namun dukungan itu juga tak cuma-cuma. Tiga narasumber di tim pemenangan Pramono-Rano bercerita, PDI Perjuangan akan menyiapkan panggung politik untuk Anies setelah pilkada Jakarta. Meski belum jelas benar bentuknya, panggung politik itu akan diberikan hingga 2029 atau saat pemilihan umum.
Anies mengatakan sulit membayangkan bahwa ada dukungan yang motifnya benar-benar untuk rakyat. Namun dia mengatakan kesepakatannya dengan Pramono hanya mencakup program untuk rakyat miskin kota di Jakarta. “Juga melanjutkan program kami di Jakarta,” kata Anies lewat pesan tertulis, Sabtu, 23 November 2024.
Komunikasi antara Anies Baswedan dan Pramono Anung-Rano Karno sebenarnya terjalin sejak September 2024. Anies lewat orang-orang dekatnya, seperti Sahrin Hamid dan Geisz Chalifah, aktif berkomunikasi dengan kubu Pramono. Adik Anies, Abdillah Baswedan, turut menjalin komunikasi dengan petinggi PDIP. “Intensitas komunikasinya tinggi,” ucap Sahrin.
Orang-orang dekat Anies pun menggerakkan relawan mereka agar mau mendukung Pramono-Rano. Salah satunya kelompok relawan Warga Kota yang dipimpin Sahrin Hamid. Kelompok ini disiapkan untuk mendukung Anies dalam pilkada Jakarta 2024.
Setelah Anies gagal mendapatkan tiket, Warga Kota vakum selama sebulan. Namun, sejak September 2024, kelompok ini mulai mendukung Pramono-Rano. Sahrin menyebutkan awalnya sulit meyakinkan suporter Anies untuk mengalihkan dukungan karena faktor PDIP sebagai pengusung Pramono. “Akhirnya kami harus banyak menjelaskan kepada mereka dan mereka bisa mengerti,” tutur Sahrin.
Dukungan dari Anies Baswedan ataupun Anak Abah—sebutan untuk pendukung Anies—bisa menambah pundi-pundi suara. Survei Charta Politika pada 19-24 September 2024 menunjukkan Anies memiliki efek elektoral tertinggi dalam pilkada Jakarta, dengan 27 persen, disusul Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok (22,8 persen) dan Prabowo Subianto (21,7 persen). Faktor Joko Widodo hanya 16,8 persen.
Ridwan Kamil juga berupaya menarik dukungan Anies Baswedan di pilkada Jakarta. “Kang Emil mengirimkan pesan mengharapkan saya mendukung atau sekurang-kurangnya netral saja,” kata Anies. Hingga Sabtu, 23 November 2024, Ridwan tak menjawab pesan dan panggilan telepon Tempo.