TEMPO.CO, Sumatera Utara – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP memastikan mesin partai di palagan Sumatera Utara bekerja penuh guna memenangkan pasangan Edy Rahmayadi-Hasan Basri Sagala.
Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Eksekutif Dewan Pimpinan Pusat PDIP, Deddy Yevri Sitorus, mengatakan mesin partai banteng bekerja keras untuk memenangkan duet Edy-Hasan di setiap wilayah. “Gerakannya bahkan dilakukan secara door to door,” kata Deddy saat dihubungi, Sabtu, 23 November 2024.
Salah satunya, Deddy melanjutkan, ialah Nikson Nababan, mantan Bupati Tapanuli Utara, sekaligus kader PDIP, yang terus bergerak untuk menarik suara. Dia memastikan kader PDIP di setiap wilayah di Sumatera Utara mendukung penuh Edy-Hasan.
“Jadi tidak ada yang namanya kader kita tidak satu suara. Fitnah itu,” ujar Deddy.
Narasumber Tempo di kubu PDIP bercerita jika stagnannya tingkat keterpilihan Edy-Hasan pada sejumlah sigi lembaga survei, lantaran mesin partai tidak bekerja maksimal.
Narasumber ini mengatakan, salah satu wilayah yang tidak maksimal mendukung Edy-Hasan, ialah Tapanuli Utara, atau wilayah yang menjadi basis suara Nikson Nababan. Menurut narasumber ini, dukungan Nikson tidak maksimal lantaran kecewa tak didapuk menjadi calon gubernur oleh PDIP.
Seorang politikus PDIP di Sumatera Utara menguatkan cerita tersebut. Ia mengatakan, selain kinerja mesin partai yang tak maksimal, logistik yang minim juga menjadi penyebab stagnannya elektoral Edy-Hasan.
Deddy Sitorus membantah akan hal tersebut. Ia mengatakan seluruh kader PDIP di Sumatera Utara masih terus bekerja memenangkan Edy-Hasan.
Kendati begitu, Deddy mengklaim adanya faktor lain yang menyebabkan dugaan dukungan bagi Edy-Hasan tak maksimal. Menurut dia, terdapat dugaan intimidasi yang dilakukan terhadap kader PDIP di Sumtaera Utara.
“Salah satunya di Batubara, itu langsung ditersangkakan. Jadi main di Sumatera Utara ini sangat kencang,” ujar dia.
Adapun merujuk sigi Lembaga survei Indikator Politik Indonesia pada periode 28 Oktober – 3 November 2024, mencatatkan tingkat keterpilihan Edy-Hasan masih kalah dari pesaingnya, Bobby Nasution-Surya.
Edy-Hasan memperoleh tingkat elektoral sebesar 29,1 persen atau terpaut cukup jauh dari Bobby-Surya yang elektabilitasnya mencapai 62 persen.
Sigi tersebut memiliki margin or error sekitar 2,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sigi Litbang Kompas pada periode 22-28 Oktober 2024 juga mencatatkan duet Bobby-Surya sebagai pasangan dengan perolehan elektoral terbesar, yaitu 44,9 persen.
Sementara duet Edy-Hasan memperoleh elektoral sekitar 28 persen, dengan jumlah undecided voters sebesar 27,1 persen. Sigi Litbang Kompas memiliki margin of error sekitar 3,46 persen.