Kesehatan

Kebiasaan Pakai Lensa Kontak yang Bisa Sebabkan Kebutaan, Simak Kisah Korban Berikut

5
×

Kebiasaan Pakai Lensa Kontak yang Bisa Sebabkan Kebutaan, Simak Kisah Korban Berikut

Share this article


TEMPO.CO, Jakarta – Memakai lensa kontak saat mandi, berenang, dan tidur seolah tak berbahaya dan bisa menghemat waktu untuk melepasnya. Namun kebiasaan umum ini meningkatkan risiko masalah mata serius, bahkan kebutaan, kata pakar.

Yang perlu diwaspadai adalah parasit sangat kecil yang sering terdapat di air, termasuk air keran, yang disebut keratitis akantamuba. Kuman ini sebenarnya tak berbahaya. Namun saat memakai lensa kontak bisa menyebabkan air mata mikroskopis di bagian depan mata atau kornea, yang bisa menjadi jalan masuk akantamuba.

Amuba ini pun kemudian berkembang biak, menyebabkan mata sakit, merah, penglihatan buram, sensitif pada cahaya, dan mata berair. Pada kasus yang lebih buruk, dampaknya adalah kebutaan. Akantamuba bisa masuk ke mata saat mandi dan ketima memakai lensa kontak risiko infeksi pun naik drastis. 

Bahkan, memakai lensa kontak sepanjang malam pun bisa meningkatkan risiko. Penyebabnya, sejumlah kecil akantamuba bisa masuk ke mata saat pemakai mencuci tangan kemudian menyentuh wajah. Ketika lensa kontak dipakai saat tidur, maka amuba bisa menciptakan lingkungan yang sempurna untuk bersarang. 

Kisah seorang korban
Menurut College of Optometrists, ratusan orang Inggris mengalami infeksi ini setiap tahun. Sementara, Cleveland Clinic memperkirakan 1.500 orang Amerika mengalaminya setiap tahun.

Nina Wang, 30 tahun, asal London menjadi korban parasit ini ketika liburan ke Bali pada Juli 2019. Pebisnis perempuan ini sudah memakai lensa kontak sejak berumur 11 tahun. Awalnya ia merasakan iritasi di mata kanan namun hanya mengira mengalami gejala konjungtivitis ringan dan akan hilang dengan sendirinya.

“Saya mengalami banyak iritasi yang tak jelas dan semakin parah sehari kemudian,” katanya kepada Mail Online.

Awalnya, ia merasakan iritasi dan lengket namun gejala berkembang menjadi rasa sakit dan sangat sensitif terhadap cahaya. Dua hari kemudian, tepatnya pada 16 Juli 2019, ia memeriksakannya ke sebuah rumah sakit di Bali dan didiagnosis keratitis mikrobial. Ia diberi antibiotik dan disarankan pemeriksaan lebih lanjut di Jakarta tapi Wang memutuskan untuk tetap di Bali.

Setelah kembali ke Inggris, pada 4 Agustus 2019 ia memeriksakan matanya ke Moorfields Eye Hospital dan dokter menyebutnya terkena infeksi. Seiring waktu, infeksi menyebabkan luka yang menghalangi pandangan di mata kanan tapi terus memakai lensa kontak sampai 18 bulan kemudian. Ia pun menjalani operasi laser pada November 2020 dan mendapatkan kembali 90 persen penglihatannya.



Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *