Gaya Hidup

Mengintip Perayaan Diwali yang Penuh Cahaya di Pasar Baru

5
×

Mengintip Perayaan Diwali yang Penuh Cahaya di Pasar Baru

Share this article


TEMPO.CO, JakartaDiwali atau Deepawali tidak hanya dirayakan di India. Perayaan ini juga berlangsung di Pasar Baru, Jakarta Pusat, pada Sabtu, 1 November 2024. Kawasan ini sejak berabad-abad dikenal sebagai tempat berkumpulnya komunitas India sehingga sering disebut Little India. 

Perayaan itu  terlihat di kuil-kuil Hindu dan Sikh, salah satunya adalah Gurdwara Sikh Temple. Orang-orang berdatangan ke kuil yang menjadi pusat ibadah Sikh sejak 1950-an itu. Kuil ini tidak hanya merayakan Diwali, tapi juga Bandi Chhor Divas. Meski namanya berbeda, keduanya bermakna perayaan kemenangan kabaikan atas kejahatan. Di India, kedua perayaan ini disebut dengan Festival Cahaya. 

Tempo bersama dengan beberapa peserta walking tour edisi Diwali dari Wisata Kreatif Jakarta menyambangi tempat itu menjelang sesi ibadah malam hari. Ira Latief, pendiri Wisata Kreatif Jakarta, mengatakan bahwa kuil ini terbuka untuk pengunjung yang ingin melihat perayaan Diwali. 

“Diwali ini perayaan India oleh beberapa agama, Hindu, Sikh, dan Jain. Tapi orang Kristen tidak merayakannya. Ini perayaan kemenangan spirit yang baik terhadap yang jahat,” kata Ira.

Kuil Sikh Pasar Baru

Kuil ini berupa bangunan bertingkat yang berwarna putih dengan tiang-tiang besar berwarna kuning. Di bagian atasnya terdapat kubah-kubah kecil berwarna keemasan. Sebuah meja panjang diletakkan di halaman kuil. Orang-orang yang datang biasanya membawa lilin dan menyalakannya di sana. Terlihat juga beberapa anak menyalakan kembang api di halaman, membuaut kuil tampak dipenuhi dengan cahaya. 

“Masuk saja, nggak apa-apa, asalkan memakai penutup kepala,” kata seorang perempuan yang baru saja selesai menyalakan lilin. Kami juga diberi lilin untuk dinyalakan. 

Penutup kepala adalah hal yang wajib sebelum memasuki kuil ini. Perempuan biasanya mengenakan selendang dan laki-laki memakai kain yang diikatkan di kepala seperti slayer. Jika tidak membawa penutup kepala, kuil menyediakannya di teras kuil. Sebelum memasuki kuil ini, pengunjung melepas sepatu dan mencuci kaki lalu mengikuti alur.

Dari dalam ruangan tempat ibadah, terdengar kirtan, lantunan himne suci yang dinyanyikan dengan iringan alat musik gendang, yang dibawakan oleh beberapa laki-laki. 

Sebelum ibadah dimulai pukul 20.00, pengunjung diarahkan menuju area belakang ruang utama. Di ruangan itu tersaji banyak makanan, baik makanan berat maupun kue-kue. Beberapa orang mempersilakan kami makan apa pun yang ada di sana. Malam itu disajikan nasi goreng dan mi. Umat Sikh kebanyakan tidak makan daging atau yang berbau amis, jadi semua makanannnya adalah vegetarian. Ada beberapa kue khas India, termasuk motichoor laddu, salah satu kue yang biasa disajikan saat perayaan Diwali. Rasanya manis dengan tektur kasar. 

Ritual Ibadah 

Ibadah diulai sekitar pukul 20.00. Orang-orang berada di luar memasuki ruang utama, duduk diam mendengarkan kirtan. Ruang utama ini dilapisi karpet. Semua orang duduk di lantai, tetapi terdapat beberapa kursi untuk mereka yang membutuhkan.

Di bagian depan terdapat altar yang ditutupi kain merah, tempat Guru Granth Sahib. Dilansir dari Sikh.org, Guru Granth Sahib merupakan kitab yang dianggap sebagai guru yang hidup bagi umat Sikh, berisi kumpulan himne yang menyatakan Tuhan, menekankan meditasi pada Guru Sejati (Tuhan), dan menetapkan aturan moral dan etika untuk pengembangan jiwa, keselamatan spiritual, dan kesatuan dengan Tuhan. 

Ibadah dilakukan dengan beberapa tahap, antara lain pembacaan kitab, gerakan-gerakan khusus yang dimulai dengan duduk, berdiri, lalu sujud. Pendeta akan memberikan ceramah dalam bahasa India. Setelah selesai, seseorang membagikan parshad, sejenis makanan yang mirip dodol tetapi tidak lengket, terbuat dari tepung, minyak samin, dan gula. Rasanya manis dengan tekstur halus.  

Tradisi Diwali di Indonesia

Selain ibadah, masyarakat India di Indonesia juga memiliki tradisi Diwali. Nermal, seorang pengnut Sikh yang ikut beribadah malam itu, mengatakan bahwa tradisi mereka dimulai dari rumah. 

“Biasanya ada ibadah di  rumah pagi hari, lalu setelah itu ada yang mengadakan open house, ada juga yang tidak,” kata Nermal yang tinggal di Sunter, Jakarta Utara. 

Saat open house, kerabat berdatangan. Tuan rumah biasanya menyiapkan makanan untuk Diwali. Sebagian orang membuat makanan khas India, tetapi di rumah Nermal biasanya makanan sehari-hari. 

“Ada daun singkong, bahkan ada jengkol juga,” kata dia tertawa. 

Malam hari barulah dia mengajak keluarganya ke kuil. Di kuil Sikh Pasar Baru, ibadah pada hari Diwali dilakukan dua kali pada pagi dan malam. Orang-orang datang dan pergi, makan, berdoa, dan menyalakan lilin yang melambangkan kemenangan cahaya atas kegelapan.



Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *