Gaya Hidup

Dokter Jiwa Sebut Ragam Terapi untuk Tangani Kecanduan Judi Online

2
×

Dokter Jiwa Sebut Ragam Terapi untuk Tangani Kecanduan Judi Online

Share this article


TEMPO.CO, Jakarta – Spesialis kesehatan jiwa Santi Yuliani menjelaskan kecanduan judi online disebabkan sejumlah hal, yakni pola reward atau hadiah yang tak terduga, pelepasan dopamin, kemudahan akses, promosi, pengaruh sosial, serta masalah kesehatan mental. Ia menyebut sejumlah terapi untuk mengatasi kecanduan judi online. Contohnya psikoterapi, terapi kelompok, manajemen stres dan emosi, serta farmakoterapi.

Dengan psikoterapi, pola berpikir maladaptif diganti menjadi sesuatu yang lebih sehat. Adapun pada terapi kelompok seperti Gamblers Anonymous adalah dukungan emosional dari orang-orang yang mengalami hal serupa agar dapat menemukan sumber dopamin yang lebih sehat seperti olahraga.

“Kemudian manajemen stres dan emosi. Ini nanti tergantung baseline-nya apa. Apakah ada mood disorder, apakah ada kecemasan, apakah ada depresi?” katanya dalam siaran Kementerian Kesehatan berjudul “Kecanduan Judi Online Bisa Berhenti?” pada Senin, 18 November 2024. 

Sementara farmakoterapi menggunakan obat-obatan agar reseptor tidak mengirimkan impuls kebutuhan dopamin. “Dan tentunya apabila dalam proses ini bisa berkolaborasi dengan keluarga dan juga dengan financial advisor maka sebaiknya memang dibantu untuk penyelesaian masalah finansial bila sudah sampai ke arah gangguan finansial yang cukup berat,” sarannya.

Ikuti terapi sampai selesai
Dia pun mengingatkan apabila mengikuti terapi untuk menangani kecanduan judi online maka harus diikuti sampai selesai. Durasi setiap orang berbeda, tergantung tingkat keparahan dan dukungan untuk pulih. Namun secara umum dibutuhkan enam bulan.

“Jadi please jangan drop out sebelum enam bulan. Tahapan yang pertama disebut tahapan pemulihan. Tahapan pemulihan ini kurang lebih satu sampai tiga bulan,” jelasnya.

Pada tiga bulan ini, dokter berfokus pada menghentikan perilaku judi serta mengelola gejala-gejala awal, seperti craving atau keinginan. Di periode ini,  tingkat kegagalan pemulihan paling tinggi.

“Baru nanti pas tahap berikutnya adalah tahap adaptasi, ini tiga sampai enam bulan. Di adaptasi ini fokus terapi adalah mengembangkan kebiasaan baru dan menguatkan pengendalian diri. Jadi, sudah mulai memulihkan fungsi-fungsi otak, mengontrol impuls,” paparnya.

Dia mencontohkan pada tahap ini diupayakan agar pasien masuk ke lingkaran pertemanan yang lebih sehat, yang tidak mendorong untuk bermain judi online lagi. Tahap selanjutnya adalah pemeliharaan jangka panjang, di mana pasien benar-benar terlepas dari sumber yang menyebabkan dia mengakses judi daring itu.

Dia menjelaskan, pola reward tak terduga menyebabkan gangguan proses produksi dopamin. Saat orang mendapatkan pengalaman menyenangkan dari kemenangan, otak menambah reseptor dopamin sehingga keinginan untuk menang terus-menerus semakin besar.

Tak dipungkiri, di era sekarang gawai memudahkan akses ke informasi apapun. Dengan lekatnya gawai di kehidupan sehari-hari maka promosi dan bonus yang diberikan dari judi daring serta pinjaman online juga semakin mudah masuk ke algoritma media sosial.

Yang berikutnya terkait faktor kesehatan mental. Orang dalam kondisi stres, cemas, atau sedih, butuh distraksi untuk lari dari masalah atau menghilangkan waktu kosong. Ketika mencari distraksi, mereka salah memilih sumber dopamin. 

Dia menyebutkan dampak psikologis akibat bermain judi online seperti pikiran yang tidak bisa berhenti, perubahan suasana hati menjadi lebih tidak stabil sehingga mengganggu hubungan dengan orang terdekat, serta kesulitan mengendalikan dorongan. Judi online dapat menyebabkan orang lebih mudah merasa jengkel dan marah.

“Ketika seseorang ter-preoccupied atau berpikir terus menerus tentang perjudiannya, pasti tidurnya terganggu. Siklus tidurnya menjadi bermasalah. Hormon stresnya menjadi tinggi, kortisol. Kalau kortisolnya naik, pengaruh ke fisik sudah jelas. Fungsi paru-paru, fungsi liver, kemudian fungsi jantung, hormonal, itu semuanya terganggu,” tandasnya.



Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *