CAREER

Tuai Banyak Reaksi Warganet, Ini Pro dan Kontra Tren #KaburAjaDulu

×

Tuai Banyak Reaksi Warganet, Ini Pro dan Kontra Tren #KaburAjaDulu

Sebarkan artikel ini

Dalam beberapa hari terakhir, media sosial Indonesia diramaikan oleh tren #KaburAjaDulu, sebuah tren yang mengajak masyarakat untuk mencari peluang kerja atau pendidikan di luar negeri, mengingat banyaknya permasalahan yang terjadi di dalam negeri akhir-akhir ini. Fenomena ini juga sebagai cerminan keinginan banyak warga Indonesia untuk meningkatkan kualitas hidup mereka dengan merantau ke negara lain.

Namun, tren ini juga memicu perdebatan di kalangan warganet, dengan berbagai pandangan pro dan kontra yang muncul seputar keputusan untuk “kabur” dari tanah air. Apa saja? Yuk, simak!

Asal Mula dan Makna #KaburAjaDulu

Asal Mula dan Makna #KaburAjaDulu/Foto: freepik.com/azerbaijan_stockers

Tren #KaburAjaDulu muncul sebagai respons terhadap berbagai isu dalam negeri. Pengguna media sosial berbagi pengalaman dan pandangan tentang kehidupan di luar negeri, serta alasan di balik keinginan mereka untuk “kabur” sementara dari Indonesia. Beberapa faktor pendorong meliputi ketidakpuasan terhadap kondisi ekonomi, politik, dan sosial di tanah air.

Pro: Peluang dan Pengalaman Baru

Pro: Peluang dan Pengalaman Baru/Foto: freepik.com/ViDIstudio

Pendukung tren ini berpendapat bahwa bekerja atau studi di luar negeri menawarkan kesempatan untuk mengembangkan diri, memperoleh pengalaman internasional, serta meningkatkan kualitas hidup baik dari segi ekonomi, pendidikan, maupun lingkungan sosial.

Mereka melihat “kabur” bukan sekadar pelarian, tetapi sebagai langkah strategis untuk mencapai tujuan pribadi dan profesional yang mungkin sulit dicapai di Indonesia, entah karena terbatasnya peluang, kompetisi yang ketat, atau faktor sistemik lainnya.

Selain itu, mereka juga memandang diaspora sebagai aset berharga yang dapat membawa manfaat bagi Indonesia, baik melalui transfer pengetahuan dan keterampilan, peluang investasi, jaringan global, hingga peningkatan citra positif bangsa di mata dunia.

Kontra: Patriotisme dan Tantangan Diaspora

Kontra: Patriotisme dan Tantangan Diaspora/Foto: freepik.com/stockking

Di sisi lain, kritik terhadap #KaburAjaDulu menekankan pentingnya kontribusi terhadap pembangunan negara. Mereka berpendapat bahwa alih-alih “kabur”, generasi muda seharusnya berperan aktif dalam mengatasi permasalahan domestik. Tren ini juga tanpa disadari dapat memperparah fenomena brain drain.

Selain itu, menurut beberapa WNI yang pernah merantau ke luar negeri, mereka membagikan pengalaman mereka selama disana bahwa hidup di luar negeri tidak selalu mudah. Sulitnya adaptasi budaya, perbedaan bahasa, menjadi minoritas dalam hal mencari pekerjaan karena negara lain pasti mengutamakan warga negaranya, hingga kerinduan akan kampung halaman menjadi tantangan tersendiri.

Tuai Beragam Tanggapan
Ilustrasi Wawancara Kerja/Foto: Freepik.com/pressfoto

Ilustrasi/ Foto: Freepik.com/pressfoto

Fenomena WNI yang memilih berkarier di luar negeri menuai beragam tanggapan dari masyarakat umum. Dilansir dari DetikEdu, pakar sosiologi Radius Setiyawan menilai pemerintah terlalu fokus menampilkan pencapaian, padahal di lapangan ada masalah yang perlu diperhatikan.

Selain itu, Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, juga memberikan tanggapan melalui CNBC Indonesia. Menurutnya, sangat penting adanya dukungan dari para diaspora Indonesia. Menanggapi soal mentalitas kepiting juga, Ia mengingatkan bahwa sesama anak bangsa seharusnya saling membantu, bukan justru menjatuhkan. Menurutnya, semakin banyak orang Indonesia yang sukses di luar negeri, semakin kuat pula posisi bangsa di dunia.

Tren #KaburAjaDulu mencerminkan dinamika sosial dan aspirasi generasi muda Indonesia dalam mencari kehidupan yang lebih baik. Baik pendukung maupun penentang memiliki argumen yang valid. Namun yang terpenting adalah bagaimana kita, sebagai bangsa, dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan kesejahteraan bersama, sehingga “kabur” bukan lagi menjadi pilihan utama, melainkan kesempatan yang dipertimbangkan dengan matang.

***