TEMPO.CO, Jakarta – Donald Trump menang dan terpilih kembali menjadi presiden Amerika Serikat (AS) setelah pada periode sebelumnya di Pemilu Presiden atau Pilpres 2020 kehilangan kursi setelah kalah perhitungan suara dari Joe Biden. Trump menyapu hampir semua negara bagian suara mengambang, termasuk Georgia, North Carolina, Pennsylvania, dan Wisconsin.
Namun kemenangan Donald Trump direspons negatif oleh pasar di dalam negeri. Hal ini terlihat bagaimana Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG tercatat melemah 1,44 persen atau turun 108,06 poin ke level 7.383,87 pada Rabu, 6 November 2024. Bahkan, investor asing catatkan net sell sebesar Rp1,09 triliun pada perdagangan saat itu.
IHSG pada Kamis sore ditutup melemah di tengah penguatan mayoritas bursa saham kawasan Asia. Indeks ditutup melemah 140,01 poin atau 0,90 persen ke posisi 7.243,85. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 14,43 poin atau 1,60 persen ke posisi 887,00.
“Bursa regional Asia cenderung menguat, dimana pasar merespon surplus perdagangan China yang melonjak menjadi US$ 95,27 miliar pada Oktober 2024 dari US$ 56,13 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya, ini melampaui ekspektasi pasar sebesar US$ 75,1 miliar,” sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Kamis, seperti dikutip dari Antara.
Dari dalam negeri, pasar merespon Donald Trump terpilih kembali menjadi Presiden AS akan memberikan efek pada pasar keuangan dalam negeri dimana akan terjadi capital outflow (arus modal keluar). Bank Indonesia (BI) pun memprediksi dolar AS bakal menguat, suku bunga acuan Bank Sentral AS menguat ke depan, dan perang dagang bakal berlanjut.
Sementara itu, analis sekaligus ekonom senior Mirae Asset Sekuritas, Rully Arya Wisnubroto menyatakan pasar finansial di Indonesia merespons negatif kemenangan Donald Trump. “IHSG melemah signifikan sebesar 1,4 persen menjadi 7.383,9, pertama kalinya di bawah level 7.400 sejak pertengahan bulan Agustus lalu,” kata dalam keterangan tertulisnya.
Menurut Rully, fakta ini dipengaruhi oleh adanya sentimen risk-off yang dialami oleh pasar global. Hal ini disebabkan oleh kekhawatiran akan kebijakan protektif yang akan diterapkan oleh Trump yang dapat berdampak negatif terhadap prospek perdagangan dunia.
Hal serupa juga diungkapkan oleh pengamat pasar modal, William Hartanto. Ia menyebut, ada kepanikan yang dirasakan oleh pasar sehingga menimbulkan respon seperti saat ini. William bahkan mengatakan, kemenangan Trump membuat IHSG hancur.
“Kemungkinan ini merupakan efek dari historikal Donald Trump pada kemenangannya di pilpres sebelumnya, sehingga kemenangannya kali ini langsung disambut negatif oleh pasar,” ujar William dikutip dari keterangan resminya.
Sementara itu, Direktur Bursa Efek Indonesia, Iman Rachman, mengatakan pengaruh pemilu AS terhadap IHSG perlu dihitung lebih lanjut. Sebab, menurut Iman, ini baru sehari usai berakhirnya puncak perhelatan politik terbesar di AS tersebut.
“Kita lihat dulu, kan ga bisa satu hari. Musti ada (jangka) periode kalau menurut saya, (baru) kita coba lihat dampaknya,” ujar Iman ketika ditemui di sela-sela acara acara Opening Ceremony Capital Market Summit Expo 2024.