TEMPO.CO, Jakarta – Virus adalah organisme berukuran mikroskopis yang tersebar luas di seluruh dunia dan umumnya bersifat parasit. Tapi, tahukah Anda kapan virus ditemukan? Untuk memahaminya, simak sejarah penemuan virus, tokoh, sert ciri-cirinya berikut ini.
Virus menjadi salah satu materi yang dipelajari dalam sains. Virus ditemukan di hampir semua ekosistem di planet ini dan dianggap sebagai entitas biologis paling melimpah di bumi.
Struktur utama virus terdiri dari asam nukleat, yang bisa berupa RNA atau DNA, dan terkadang tidak keduanya. Asam nukleat ini dilindungi oleh subunit protein yang disebut kapsomer.
Virus memiliki kemampuan untuk menginfeksi makhluk hidup, termasuk manusia, hewan, tumbuhan, jamur, bahkan bakteri.
Namun, virus tidak dapat berkembang biak secara mandiri dan memerlukan organisme inang untuk mereplikasi dirinya. Karena sifat ini, virus dikategorikan sebagai parasit obligat.
Virus memiliki dampak yang beragam, baik yang bermanfaat maupun merugikan. Virus yang bermanfaat dapat digunakan untuk memproduksi antibodi, melawan bakteri, atau mengembangkan vaksin.
Di sisi lain, virus yang merugikan dapat menyebabkan berbagai penyakit pada manusia, hewan, dan tumbuhan.
Sejarah Penemuan Virus dan Tokohnya
Penamaan virus berasal dari bahasa Latin virion, yang berarti racun. Penemuan virus dimulai pada tahun 1883 dengan identifikasi penyakit yang menyebabkan munculnya bintik-bintik kuning pada daun tembakau, yang kemudian dikenal sebagai penyakit mosaik tembakau. Berikut adalah para ilmuwan yang berperan dalam penemuan virus:
Adolf Meyer
Pada tahun 1883, Adolf Meyer, seorang ilmuwan Jerman, mengamati penyakit yang menyerang daun tembakau dengan menimbulkan bintik-bintik kuning. Ia melakukan eksperimen dengan menyemprotkan ekstrak getah dari tanaman sakit ke tanaman sehat.
Hasilnya, tanaman sehat ikut terinfeksi. Meski menggunakan mikroskop biasa untuk mengamati daun yang sakit, Meyer tidak menemukan bakteri yang menjadi penyebabnya. Ia menyimpulkan bahwa patogen tersebut berukuran lebih kecil daripada bakteri.
Dmitri Ivanovsky
Pada tahun 1892, Dmitri Ivanovsky, ilmuwan asal Rusia, menggunakan saringan khusus untuk memisahkan bakteri dari getah tanaman tembakau yang sakit. Ketika hasil saringan diaplikasikan pada tanaman sehat, tanaman tersebut menjadi sakit.
Ivanovsky menyimpulkan bahwa penyebab penyakit adalah bakteri berukuran sangat kecil atau menghasilkan toksin yang mampu melewati saringan.
Martinus Beijerinck
Pada tahun 1897, Martinus Beijerinck, ilmuwan Belanda, melakukan eksperimen lebih lanjut untuk menunjukkan bahwa agen penyebab penyakit pada tanaman tembakau dapat bereplikasi. Ia menyaring getah tanaman yang sakit dan menyemprotkannya ke tanaman sehat.
Ketika tanaman sehat menjadi terinfeksi, getahnya digunakan kembali untuk menginfeksi tanaman lain. Setelah beberapa kali pemindahan, sifat patogen agen tersebut tetap tidak berkurang.
Beijerinck menemukan bahwa agen ini berbeda dari bakteri karena tidak dapat tumbuh di cawan petri dan tidak dapat dinonaktifkan dengan alkohol. Ia menyebut agen ini sebagai *filterable virus* atau virus lolos saring.
Wendell Meredith Stanley
Pada tahun 1935, Wendell Meredith Stanley, seorang ilmuwan Amerika, berhasil mengkristalkan partikel penyebab penyakit pada tanaman tembakau, yang kemudian disebut Tobacco Mosaic Virus (TMV).
Ia menemukan bahwa virus dapat membentuk kristal tetapi tetap memiliki sifat sebagai organisme hidup, seperti bereplikasi di inang baru.
Gortner dan Laidlaw
Selain itu, Gortner dan Laidlaw menyatakan bahwa virus merupakan organisme parasit yang sangat terspesialisasi.
Penelitian tentang virus terus berkembang, termasuk penemuan virus HIV penyebab AIDS pada tahun 1980-an dan Hantavirus pada tahun 1993. Penemuan-penemuan ini menjadi landasan penting dalam memahami dunia virus dan dampaknya terhadap kehidupan.
Ciri-ciri Virus
Berikut adalah ciri-ciri virus yang penting untuk diketahui.
1. Ukuran Sangat Kecil
Virus memiliki ukuran sekitar 0,02-0,3 µm, dengan ukuran terbesar mencapai 200 µm. Karena ukurannya yang sangat kecil, virus hanya bisa dilihat menggunakan mikroskop elektron.
2. Struktur Tubuh
Virus terdiri dari selubung protein yang disebut kapsid dan bahan inti yang berupa RNA atau DNA. Virus tidak memiliki membran maupun organel sel yang diperlukan untuk proses kehidupan.
3. Reproduksi
Virus hanya dapat berkembang biak jika berada dalam sel atau jaringan hidup.
4. Stabilitas pH
Virus stabil pada pH antara 5,0 hingga 9,0, menunjukkan ketahanan terhadap kondisi asam dan basa dalam rentang tersebut.
5. Kemampuan Dikristalkan
Virus dapat dikristalkan layaknya benda mati, meskipun tetap memiliki sifat biologis sebagai organisme.
6. Bentuk Bervariasi
Virus memiliki berbagai bentuk, seperti batang, bola, peluru, atau bentuk T.
7. Resistensi terhadap Antibiotik
Aktivitas virus tidak terpengaruh oleh zat antibiotik atau antibakteri, tetapi dapat dihentikan dengan paparan sinar ultraviolet atau sinar X.