Gaya Hidup

5 Penyakit yang Penderitanya Harus Minum Obat Seumur Hidup

3
×

5 Penyakit yang Penderitanya Harus Minum Obat Seumur Hidup

Share this article


TEMPO.CO, Jakarta – Beberapa penyakit kronis atau tidak bisa sembuh total memerlukan pengobatan terus-menerus untuk mengontrol gejala dan mencegah komplikasi yang lebih serius. Berikut adalah beberapa penyakit yang mengharuskan penderitanya untuk minum obat sepanjang hidup.

Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan kekuatan yang mendorong darah ke dinding bagian dalam arteri. Dampak dari hipertensi dapat menggandakan risiko serangan jantung, meningkatkan risiko gagal jantung, hingga gangguan sirkulasi seperti penyakit arteri perifer.

Dilansir dari Vinmec, pengidap tekanan darah tinggi perlu mengonsumsi obat seumur hidup dengan dosis yang disesuaikan resep dokter. Pengobatan ini bertujuan untuk mencegah dan menghindari komplikasi penyakit yang berbahaya. Selain itu untuk mempertahankan pengobatan penting untuk mencegah kekambuhan dan meminimalkan perkembangan kondisi yang lebih serius.

Diabetes merupakan penyakit kronis yang banyak diderita oleh orang Indonesia. Dikutip dari URMC Rochester, penyakit diabetes harus dikontrol dengan mengonsumsi obat, terutama penderita diabetes 1. Diabetes tipe 1 harus menggunakan suntikan insulin dikarenakan tubuh yang tidak lagi memproduksi insulin sama sekali.

Sementara itu diabetes tipe 2 harus mengonsumsi obat, namun tidak semuanya. Kemudian diabetes gestasional adalah diabetes yang terjadi selama kehamilan. Dengan kadar gula darah yang dapat dikontrol sejak awal kehamilan tanpa obat-obatan.

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. HIV menyerang sel darah putih tubuh, sehingga melemahkan sistem kekebalan tubuh dan membuat orang mudah terserang penyakit seperti kanker, tuberkolosis, dan infeksi. Penderita penyakit HIV dianjurkan mengonsumsi obat tiap hari sesuai anjuran dokter.

Dilansir dari Hiv.gov, dengan minum obat dapat membantu menjaga ga supaya viral load tetap rendah. Sebaliknya apabila melewatkan obat meskipun sesekali sama dengan memberi kesempatan HIV dapat berkembang biak dengan cepat. Ini dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh yang membuat jatuh sakit.

Dikutip dari Mayo Clinic, asma adalah penyakit pernapasan kronis yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas, yang menyebabkan gejala seperti sesak napas, batuk, dan mengi. Walaupun pengobatan asma bisa berbeda-beda tergantung tingkat keparahan, penderita asma sering kali perlu mengonsumsi obat-obatan seperti bronkodilator atau kortikosteroid inhalasi sepanjang hidup mereka untuk mengendalikan peradangan dan mencegah serangan asma.

5. Depresi dan Gangguan Kecemasan

Penyakit mental seperti depresi dan gangguan kecemasan dapat berlangsung lama dan memerlukan perawatan medis jangka panjang. Obat antidepresan dan antianxiety digunakan untuk mengatur keseimbangan kimiawi otak, yang membantu penderita mengelola gejala mereka. Walaupun terapi psikologis seperti CBT (Cognitive Behavioral Therapy) juga efektif, obat-obatan sering kali menjadi bagian penting dalam pengobatan jangka panjang.

Sukma Kanthi Nurani berkontribusi dalam penulisan artikel ini.



Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *