Gaya Hidup

5 Cara Mengajarkan Kejujuran pada Anak Secara Efektif Sejak Dini

3
×

5 Cara Mengajarkan Kejujuran pada Anak Secara Efektif Sejak Dini

Share this article


TEMPO.CO, Jakarta – Mengajarkan kejujuran kepada anak adalah salah satu tugas mendasar dalam mendidik mereka. Kejujuran bukan hanya tentang mengatakan kebenaran, tetapi juga membangun karakter yang kuat dan kepercayaan dalam hubungan, baik di dalam keluarga maupun masyarakat. 

Namun, kebiasaan untuk berbohong bisa saja muncul sejak usia dini, terutama ketika anak merasa takut dimarahi atau ingin menghindari tanggung jawab. Untuk itu, penting bagi orang tua untuk memahami cara mendorong anak agar lebih jujur dengan pendekatan yang tepat.

Penelitian oleh Angela Evans dari Brock University dan Victoria Talwar dari McGill University yang diterbitkan dalam Developmental Psychology memberikan wawasan berharga tentang strategi untuk menanamkan kejujuran pada anak.

Seperti dikutip dari Psychology Today, berdasarkan studi itu, berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu orang tua mendidik anak-anak agar menjadi lebih jujur.

1. Meningkatkan Kesadaran Diri Anak
Penelitian yang dilakukan oleh Angela Evans dan Victoria Talwar menunjukkan bahwa meningkatkan kesadaran diri dapat membantu mengurangi kebohongan, terutama pada anak usia 3 hingga 4 tahun. Cara sederhana yang bisa dilakukan adalah:

Menggunakan Cermin: Ajak anak melihat diri mereka di cermin sebelum berbicara tentang pentingnya kejujuran. Aktivitas seperti meminta mereka menyebutkan nama atau usia mereka sambil bercermin dapat memperkuat hubungan antara perilaku dan tanggung jawab moral.
Namun, metode ini kurang efektif untuk anak yang lebih tua, sehingga diperlukan pendekatan lain untuk kelompok usia tersebut.

2. Meminta Anak Berjanji untuk Jujur
Bagi anak yang lebih besar, meminta mereka untuk berjanji agar berkata jujur dapat menjadi langkah efektif. Misalnya, sebelum bertanya apakah anak telah melakukan sesuatu, orang tua bisa mengatakan:
“Bisakah kamu berjanji kepada Ibu/Ayah untuk mengatakan yang sebenarnya?”

Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi ini cukup ampuh untuk menurunkan tingkat kebohongan, terutama pada anak usia 7 hingga 8 tahun. Pada usia ini, anak-anak mulai memahami arti dari janji dan pentingnya menepati janji tersebut, sehingga mereka lebih cenderung jujur ketika diminta.

3. Mencontohkan Perilaku Jujur
Anak-anak cenderung meniru apa yang mereka lihat daripada hanya mendengarkan apa yang mereka diberitahu. Karena itu, memberikan contoh perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari sangat penting. Selain itu, orang tua bisa menggunakan cerita dengan tokoh yang menunjukkan kejujuran untuk menginspirasi anak.

Dalam studi yang dilakukan Evans dan Talwar, anak-anak membaca cerita tentang seorang tokoh yang mengakui kesalahannya meskipun tahu akan ada konsekuensi. Misalnya, cerita tentang seorang anak yang berkata, “Aku tidak bisa berbohong. Aku yang memecahkan bingkai foto dengan bola mainanku.” Tokoh seperti ini menjadi panutan dan menunjukkan bahwa jujur adalah pilihan yang berani dan benar.

4. Menekankan Konsekuensi Positif dari Kejujuran
Daripada menekankan hukuman atas kebohongan, tekankan manfaat dari berkata jujur. Katakan kepada anak bahwa kejujuran membuat orang tua senang dan meningkatkan rasa percaya. Misalnya, Anda bisa berkata:
“Jika kamu berkata jujur, Ibu akan sangat bangga dan senang dengan keberanianmu.”

5. Menggabungkan Berbagai Strategi
Penelitian juga menemukan bahwa menggabungkan strategi, seperti memberikan contoh perilaku jujur dan menekankan manfaat positifnya, lebih efektif dibandingkan menggunakan salah satu metode saja. Misalnya, ceritakan kisah teladan kejujuran dan sekaligus diskusikan perasaan bahagia yang muncul dari kejujuran tersebut.

Walaupun strategi-strategi ini menunjukkan hasil yang menjanjikan, penting untuk diingat bahwa keefektifannya bisa berbeda-beda tergantung pada usia, lingkungan, dan budaya anak. Menerapkan strategi ini secara konsisten dan disesuaikan dengan kebutuhan anak akan memberikan hasil yang lebih baik.

Pilihan editor: Seluk-beluk Tindakan Berbohong dan Kebohongan



Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *