TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Pangan atau Menko Pangan Zulkifli Hasan mengungkapkan kewenangan aparatur sipil negara (ASN) yang bertugas sebagai penyuluh pertanian di daerah-daerah akan ditarik kembali ke pusat. Hal itu salah satu putusan yang disahkan dalam Rapat koordinasi Terbatas Tingkat Menteri Bidang Pangan yang digelar di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Jakarta, Kamis, 28 November 2024.
Selain itu, menteri yang akrab disapa Zulhas tersebut juga menyebutkan, pemerintah akan mengirimkan tambahan penyuluh apabila terdapat kendala di daerah-daerah berupa kekurangan jumlah. “ASN penyuluh yang di daerah akan ditarik ke pusat dan apabila kurang jumlahnya akan ditambah,” katanya dalam konferensi pers yang digelar di kawasan Jakarta Selatan pada Jumat, 29 November 2024.
Sementara, regulasi terkait program tersebut, kata dia, akan tertuang dalam peraturan presiden (perpres) yang saat ini tengah disusun oleh Kemenko Pangan. “Putusannya yang segera kami susun, ini akan kami kirim ke Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg). Kalau sudah sampai lebih cepat lebih bagus,” ujarnya.
Sebelumnya, seperti dinukil dari Antara, Zulhas mengatakan bahwa perpres tersebut nantinya menetapkan bahwa pengelolaan penyuluh pertanian akan dilakukan secara terpusat di bawah koordinasi Kementerian Pertanian. Kebijakan ini guna memastikan harmonisasi dan efisiensi dalam pelaksanaan program di lapangan.
“Baru saja disepakati bahwa nanti penyuluh pertanian yang sekarang tersebar di berbagai daerah, nanti akan diatur melalui Perpres, itu akan diatur oleh pusat, CQ (casu quo) Menteri Pertanian (Andi Amran Sulaiman),” ujarnya dalam konferensi pers seusai rapat, Kamis.
Zulhas menerangkan bahwa ke depan untuk setiap desa akan disiapkan satu penyuluh pertanian. Hal ini demi mencapai swasembada pangan sesuai yang ditargetkan Pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka terlaksana pada 2027 mendatang.
Ia menyampaikan saat ini para petani masih perlu mendapatkan bimbingan mulai dari hal mendasar seperti penggunaan pupuk hingga teknik bertani yang lebih efektif. Adapun, menurut pandangan Zulhas hal ini bisa didapatkan melalui pelatihan oleh para ASN penyuluh yang dikirim.
“Sekarang jumlahnya 37 ribu hampir 38 ribu (penyuluh pertanian), akan dilengkapi nanti satu desa, satu penyuluh pertanian,” kata dia.