Kesehatan

Memahami Perbedaan Vegan dan Vegetarian

3
×

Memahami Perbedaan Vegan dan Vegetarian

Share this article


TEMPO.CO, Jakarta – Di antara berbagai jenis pola makan, vegan dan vegetarian menjadi pilihan yang cukup populer di kalangan masyarakat. Kedua pola makan ini dikenal karena menghindari konsumsi daging, namun memiliki perbedaan mendasar. Bahkan, vegetarian terdiri dari beberapa jenis pola makan yang berbeda.

Veganisme dianggap lebih ketat dibandingkan vegetarian. Dalam pola makan ini, seseorang tidak hanya menghindari daging, tetapi juga semua produk turunan hewani seperti susu, telur, dan madu.

Vegan juga menghindari penggunaan barang-barang yang berasal dari hewan, seperti pakaian berbahan kulit dan sutra. Di sisi lain, vegetarian adalah mereka yang tidak mengonsumsi daging maupun produk sampingan dari penyembelihan hewan, seperti gelatin dan rennet. Namun, banyak vegetarian tetap mengonsumsi produk turunan hewan yang tidak melibatkan penyembelihan, seperti susu, keju, yogurt, dan telur.

Apa itu vegetarian?

Vegetarian memiliki variasi pola makan yang beragam. Salah satunya adalah Lacto Ovo Vegetarian, yang tidak mengonsumsi daging maupun ikan, tetapi tetap memasukkan susu dan telur dalam pola makannya. Lacto Vegetarian menghindari semua jenis daging dan telur, tetapi tetap mengonsumsi produk susu. Ada pula Ovo Vegetarian, yang tidak mengonsumsi daging, ikan, ataupun produk susu, namun tetap mengonsumsi telur. Selain itu, terdapat pescatarian atau flexitarian, yaitu mereka yang menghindari semua jenis daging kecuali ikan dan makanan laut lainnya.

Dengan berbagai jenis dan aturan ini, pola makan vegan maupun vegetarian memberikan alternatif bagi mereka yang ingin mengurangi konsumsi produk hewani, baik karena alasan kesehatan, lingkungan, maupun etika.

Sementara seorang vegan, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sepenuhnya menghindari konsumsi maupun penggunaan produk-produk yang berasal dari hewan. Menyadur informasi dari Health, veganisme mengeliminasi semua jenis makanan hewani, termasuk daging, unggas, makanan laut, susu, serta bahan apa pun yang bersumber dari hewan.

Tak hanya dalam pola makan, seorang vegan juga menerapkan prinsip ini dalam gaya hidupnya. Mereka menghindari penggunaan produk rumah tangga, kosmetik, sabun, atau barang-barang lain yang mengandung unsur hewani. Pendekatan ini menunjukkan komitmen vegan untuk sepenuhnya menjauhi segala bentuk eksploitasi hewan.

Manfaat vegetarian dan vegan

Penelitian ilmiah telah menunjukkan bahwa pola makan berbasis nabati, seperti vegetarian dan vegan, dapat memberikan berbagai manfaat kesehatan. Menurut Medical News Today, sebuah studi pada tahun 2018 yang melibatkan 49 orang dewasa dengan masalah kesehatan seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung iskemik, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi menemukan bahwa pola makan nabati rendah lemak memiliki efek positif. Para peserta dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang menjalani perawatan standar dan kelompok yang menerapkan diet nabati rendah lemak, termasuk makanan utuh, dengan tambahan olahraga teratur.

Hasil penelitian selama 6 dan 12 bulan menunjukkan bahwa kelompok yang menjalani diet nabati mengalami penurunan indeks massa tubuh (BMI) dan kadar kolesterol secara signifikan dibandingkan kelompok yang tidak mengikuti pola makan tersebut.

Studi observasional lainnya pada tahun 2016 menemukan bahwa vegetarian di Asia Selatan dan Amerika memiliki kemungkinan lebih kecil untuk mengalami obesitas dibandingkan dengan non-vegetarian. Selain itu, penelitian tahun 2019 menunjukkan bahwa diet nabati dapat membantu menurunkan kadar kolesterol, memperbaiki tekanan dan aliran darah, mengontrol gula darah, mengurangi risiko aterosklerosis, serta menekan tingkat stres oksidatif.

Penelitian lain di tahun yang sama juga menemukan bahwa pola makan nabati dapat mengurangi risiko penyakit ginjal kronis. Namun, studi ini juga mengungkapkan bahwa pola makan nabati yang tidak sehat, seperti yang melibatkan banyak makanan manis atau biji-bijian olahan, justru meningkatkan risiko terkena penyakit ginjal kronis. Temuan ini menyoroti pentingnya memilih sumber makanan nabati yang sehat untuk memaksimalkan manfaat pola makan ini.

Diet vegan dan vegetarian masing-masing memiliki manfaat bagi kesehatan, terutama jika pola makan tersebut direncanakan dengan baik. Kedua jenis diet ini dapat diterapkan di semua tahap kehidupan asalkan kebutuhan nutrisi tetap terpenuhi.

Karena keduanya memberikan manfaat, sulit menentukan diet mana yang lebih unggul atau lebih sehat. Di sisi lain, baik vegan maupun vegetarian juga memiliki kekurangan masing-masing. Sebagai contoh, seseorang yang menjalani pola makan Lacto Vegetarian mendapatkan asupan kalsium, fosfor, dan vitamin D dari produk susu yang tidak tersedia dalam diet vegan. Namun, seorang vegan memiliki keuntungan lain karena menghindari konsumsi produk susu dan telur, sehingga risiko peningkatan kolesterol dapat diminimalkan.

Dengan kata lain, pilihan antara diet vegan dan vegetarian bergantung pada preferensi individu serta kebutuhan nutrisi dan gaya hidup masing-masing.



Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *