TEMPO.CO, Jakarta – Dalam satu studi terkini terhadap 400.000 orang Amerika, hanya 33 persen wanita yang memenuhi rekomendasi mingguan untuk latihan atau olahraga aerobik, dibandingkan dengan 43 persen pria. Studi lain, termasuk studi tahun 2017 terhadap 147 negara, telah mengonfirmasi fenomena ini di semua usia dan demografi.
Dikutip dari CNA, para ahli mengatakan bahwa kesenjangan gender dalam berolahraga ini banyak berkaitan dengan jumlah waktu dan tenaga yang tidak proporsional yang dicurahkan perempuan untuk mengurus rumah dan orang lain. Hal ini juga konsisten dengan penelitian yang menunjukkan bahwa, secara keseluruhan, perempuan cenderung memprioritaskan kesehatan orang lain di atas kesehatan mereka sendiri.
“Mereka meluangkan waktu untuk diri mereka sendiri saat tidak ada orang lain yang perlu diurus,” kata Stephanie Roth-Goldberg, seorang pekerja sosial klinis dan terapis di New York seperti dikutip dari CNA.
Seiring berjalannya waktu, kurangnya olahraga ini dapat berdampak serius pada kesehatan dan kualitas hidup wanita. Meskipun wanita hidup rata-rata enam tahun lebih lama daripada pria, mereka menghabiskan sebagian besar hidup mereka dalam kondisi kesehatan yang buruk, menderita kondisi seperti penyakit jantung, diabetes, atau depresi. Namun, sebuah makalah tahun 2024 menunjukkan bahwa, dibandingkan dengan pria, mereka mungkin mendapat manfaat lebih banyak dari dosis olahraga yang sama.
Penyebab porsi olahraga perempuan lebih sedikit
Para ahli mengatakan hambatan terbesar bagi banyak wanita untuk berolahraga adalah waktu luang. Khususnya, norma sosial yang mengatur bagaimana wanita harus menghabiskan waktu luangnya dan pembagian tugas di rumah. Wanita, secara rata-rata, memiliki 13 persen lebih sedikit waktu luang daripada pria, menurut laporan tahun 2024, terutama karena mereka memikul lebih banyak pekerjaan rumah tangga yang tidak dibayar.
Laporan tersebut juga menemukan kelompok dengan jumlah paling sedikit adalah wanita berusia 35 hingga 44 tahun, yang memiliki waktu luang satu jam lebih sedikit setiap hari dibandingkan pria. Bahkan di rumah-rumah di mana pria dan wanita berbagi tanggung jawab domestik, wanita sering kali merasa kurang memiliki kendali atas waktu mereka, kata Eve Rodsky, seorang penulis dan aktivis.
Saat meneliti bukunya Fair Play, yang menawarkan solusi untuk pembagian kerja yang lebih adil, Rodsky mewawancarai 500 pasangan dan menemukan bahwa pria cenderung mengambil tanggung jawab yang dapat mereka rencanakan di sela-sela jadwal kerja dan waktu luang mereka, seperti memotong rumput atau memperbaiki rumah. Wanita cenderung lebih suka mengerjakan tugas yang harus diselesaikan di sela-sela jadwal orang lain, katanya, seperti menyiapkan makan siang anak-anak sebelum berangkat sekolah atau memasak makan malam.
Survei tahun 2023 menemukan bahwa hanya 4 persen ibu yang menganggap kesehatan mereka sendiri sebagai ukuran keberhasilan mereka, sementara 31 persen melihat kesehatan anak-anak mereka dalam hal ini.
Bagi sebagian wanita, harus merencanakan olahraga mereka berdasarkan kebutuhan orang lain dapat berarti mengorbankan waktu tidur, atau kesempatan bersosialisasi.
“Peran yang biasanya kita mainkan di rumah tidak akan berubah hanya karena kita memutuskan untuk lari maraton,” kata Roth-Goldberg dikutip dari CNA.
Namun, menurutnya bahkan dengan pengorbanan ini, meluangkan waktu untuk bergerak dengan cara yang meningkatkan kesehatan fisik dan mental sering kali sepadan dengan hasilnya.
CNA | MOTHERUNTITLED
Pilihan editor: