“Tapi, begitu saya baca (naskahnya). Menurut saya ini lebih horor daripada sekadar drama poligami karena saya pun juga sampai riset dengan psikolog untuk mendalami tokoh yang berduka ini,” Fedi Nuril menyambung.
Ayah tiga anak ini mencoba berempati pada karakter Arman yang dipercayakan kepadanya. Bagaimana laki-laki cinta mati pada istri. Lalu, saat istri mangkat duluan, ia hidup dalam bayang-bayang dan kenangan bersama almarhumah.