TEMPO.CO, Jakarta – Mata uang kripto, Bitcoin diprediksi terus mengalami reli hingga 2025 mendatang. Analis memprediksi harga Bitcoin bisa tembus US$ 120 ribu per koin tahun depan. Nama-nama pro-aset kripto di lingkaran presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump jadi salah satu faktor penguatnya.
Analis Mobee Indonesia, bursa aset digital, Hery Hermawan, mengatakan efek kemenangan Donald Trump di pilpres AS membawa dampak menengah dan panjang kepada tren aset kripto. “Khususnya akan dilakukan oleh beberapa tokoh pendukung Trump, seperti Elon Musk, JD Vance, Matt Gaezz, dan lainnya,” kata Hery kepada Tempo, Senin, 25 November 2024.
Menurut Hery, tokoh-tokoh tersebut punya prinsip untuk mendorong kripto menjadi instrumen strategi ketahanan ekonomi nasional dan global. Apalagi, kata dia, ekspektasi pasar tentang legalitas Bitcoin sebagai aset cadangan strategis Departemen Keuangan AS semakin dekat untuk terwujud.
“Saya menilai lonjakan ini masih berlanjut hingga Q2-Q3 di tahun 2025 dengan ekspektasi terdekat target Bitcoin di US$ 120 ribu – US$ 150 ribu,” ujarnya.
Sementara itu, dalam jangka dekat hingga penghujung 2024 Hery memproyeksikan Bitcoin bisa menyentuh level tertinggi antara US$ 100 ribu hingga US$ 105 ribu. Seperti diketahui, akhir pekan lalu harga Bitcoin mencapai level US$ 97.742 per koin atau setara Rp 1,55 miliar (asumsi kurs Rp 15.943 per dolar AS).
Namun, ia mengingatkan agar investor memperhatikan risiko volatilitas pasar akibat aksi profit taking investor yang berpotensi mengoreksi harga. Selain itu, gejolak faktor eksternal juga berpotensi memengaruhi pasar.
Sejalan, praktisi kripto dan investasi, Desmond Wira mengatakan Bitcoin berpotensi mencapai harga US$ 100 ribu dalam waktu dekat. Kemudian, berpotensi konsolidasi di kisaran US$ 90 ribu hingga US$ 100 ribu. “Selanjutnya pelaku pasar akan mencermati kebijakan Trump selanjutnya benar-benar pro kripto atau tidak,” kata dia.
Desmond mengatakan secara umum tren investasi aset kripto ke depan baik secara global maupun di Indonesia. Menurut Desmond, kripto merupakan aset untuk spekulasi—mempertaruhkan uang dengan perkiraan asumsi dan tanpa melihat kondisi riil yang terjadi.
Menurut dia, pertumbuhan aset kripto selama ini didorong oleh kebijakan The Fed—lembaga yang bertanggung jawab atas pengawasan, pengaturan, dan pengendalian sistem keuangan di Amerika Serikat—yang memberikan kebijakan uang longgar. Sehingga, kata dia, pertumbuhan aset kripto bisa meningkat lagi bila ada perubahan kebijakan The Fed.