TEMPO.CO, Jakarta – Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, mengecam sikap Eropa yang munafik atas perang yang dilancarkan Israel di Gaza.
“Dulu saya menganggap orang-orang Eropa sebagai pelopor hak asasi manusia. Sekarang saya tahu bahwa mereka adalah orang-orang munafik. Saya telah kehilangan rasa hormat yang saya miliki untuk mereka,” tulisnya di media social X, Selasa, 5 November 2024.
Apa yang disaksikan lewat stasiun TV Al Jazeera tentang genosida yang dilakukan oleh Israel terhadap rakyat Palestina di Gaza, sangat mengerikan.
“Ribuan orang Palestina telah terbunuh. Ribuan lainnya terluka. Ribuan lainnya kehilangan kaki dan tangan,” kata Mahathir.
Ia menyaksikan kota-kota di Gaza telah rata dengan tanah. Bahkan kamp-kamp pengungsian yang terbuat dari tenda-tenda tipis telah dirudal dan dibom. Para pengungsi terbunuh. Mereka yang selamat melarikan diri. Tapi tidak ada tempat yang aman bagi mereka.
“Saya tidak pernah melihat kekejaman seperti yang terjadi di dunia yang kita sebut beradab ini. Hal ini membingungkan. Tidak ada tanda-tanda perasaan manusia,” ia mengecam.
Ia juga mengkritik saluran televisi lain yang hampir tidak menayangkan apa pun tentang genosida terhadap warga Palestina di Gaza. Seolah-olah hal itu tidak terjadi, katanya.
Karena saluran TV Al Jazeera tidak ditonton oleh orang kulit putih Eropa dan Amerika, mereka harus percaya bahwa tidak ada yang terjadi pada rakyat Gaza.
“Mereka bahkan percaya bahwa serangan Israel dimaksudkan untuk mencapai keamanan bagi negara Israel. Dan mereka mendukung perang Israel melawan Palestina,” ia menulis.
Pada dasarnya, kata Mahathir, mereka mendukung perang genosida Israel terhadap Palestina.
Bersama Indonesia, Malaysia konsisten mendukung perjuangan bangsa Palestina untuk merdeka dari penjajahan Israel.
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, Senin, 4 November 2024, mengatakan negaranya telah menyiapkan rancangan resolusi untuk Majelis Umum PBB. Resolusi itu akan berisi usulan agar Israel dikeluarkan sebagai anggota badan dunia tersebut “jika terjadi pelanggaran hukum, peraturan dan keputusan dalam isu-isu yang melibatkan Palestina”, lapor Anadolu Agency.
Anwar mengatakan kepada anggota parlemen bahwa rancangan resolusi tersebut sedang dalam proses negosiasi dan diharapkan dapat diajukan ke UNGA untuk mendapatkan persetujuan “segera”.
“Langkah-langkah tegas, termasuk dikeluarkannya Israel dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyusul pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan genosida yang dilakukan Israel, harus ditegakkan sesegera mungkin,” kata Anwar.
“Malaysia akan memastikan bahwa agenda ini didengar dan diperhatikan sehingga kekejaman rezim Israel dapat dihentikan, selain memungkinkan bantuan penting untuk menjangkau rakyat Palestina pada saat pembantaian terus memburuk,” katanya, menurut bagian singkat pidatonya yang dibagikan di X.