RODA gigi mesin berdiameter kurang dari 10 sentimeter hingga lebih dari 10 meter terhampar di pabrik Hoffman Engineering di Perth, Australia. Gir tersebut kebanyakan merupakan onderdil truk tambang. Adapun roda gigi raksasa biasanya digunakan sebagai komponen pabrik dan tungku pembakaran logam. “Ada juga gir untuk kapal perang,” kata Karl Hoffman, spesialis produk dan insinyur operasi perusahaan tersebut, di pabrik Hoffman pada Rabu, 30 Oktober 2024.
Cicit pendiri Hoffman Engineering itu mengatakan saat ini porsi onderdil industri pertahanan baru mencapai 5 persen dari total produk yang dihasilkan. Dalam beberapa tahun ke depan, Hoffman memproyeksikan angkanya naik menjadi 20-25 persen. Selain membuat roda gigi dan as baling-baling kapal perang, Hoffman memproduksi komponen pesawat.
Industri pertahanan Australia tak hanya ditopang perusahaan peralatan atau senjata tempur. Pabrik gir seperti Hoffman juga berperan penting sebagai pemasok onderdil yang dibutuhkan. Termasuk Hoffman, di Australia Barat ada sekitar 200 perusahaan yang mendukung, mengembangkan, merawat, dan menerapkan teknologi mutakhir di bidang militer. Di luar angkatan bersenjata Australia, klien mereka tersebar di berbagai benua.
Salah satu perusahaan penopang industri pertahanan di Perth yang berfokus pada layanan data maritim adalah Blue Ocean Marine Tech System. Perusahaan itu mengumpulkan data lewat drone bawah air buatan mereka. Menurut Direktur Pelaksana Grup Blue Ocean Mike Deeks, klien mereka termasuk Angkatan Laut Australia. “Kami mengumpulkan data hidrografi dan oseanografi yang sesuai dengan kebutuhan Angkatan Laut,” ujar Deeks di kantor Blue Ocean pada akhir Oktober 2024.
Di Australia Barat pula terdapat pangkalan Angkatan Laut Australia terbesar. Terletak di Pulau Garden, sekitar 5 kilometer dari daratan Australia di sebelah barat daya Perth, HMAS Stirling bukan hanya pangkalan bagi kapal-kapal perang yang buang sauh, melainkan juga tempat kapal selam berlabuh. Saat ini setidaknya ada enam kapal selam kelas Collins yang bermarkas di sana.
Pemerintah Australia sudah mengetuk anggaran miliaran dolar untuk memperluas dan meningkatkan fasilitas HMAS Stirling. Pada awal 2030-an, Australia akan memiliki tiga kapal selam bertenaga nuklir jenis SSN Virginia buatan Amerika Serikat. Ketiga kapal selam ini akan bermarkas di HMAS Stirling. Sebelum SSN Virginia dikirimkan, pangkalan tersebut akan rutin kedatangan kapal selam nuklir dari Inggris dan Amerika mulai 2027.
Ini merupakan bagian dari kesepakatan AUKUS—kerja sama trilateral antara Australia, Inggris, dan Amerika Serikat di bidang pertahanan—agar Australia bisa menyiapkan tenaga manusianya sebelum memiliki kapal selam nuklir. Orang-orang yang kelak mengoperasikan dan merawat kapal selam tersebut akan belajar kepada Pasukan Rotasi Kapal Selam-Barat (SRF-West), awak kapal selam nuklir Inggris dan Amerika yang bertandang ke HMAS Stirling.
Australia pun akan mendatangkan satu kapal selam nuklir SSN-AUKUS dari Inggris. Kapal tersebut akan mulai dibangun pada akhir dekade ini dan diserahkan pada akhir 2030-an. Sembari menunggu kapal selam tersebut dikirim, Australia menyiapkan galangan di Adelaide, Australia Selatan, untuk memproduksi sendiri SSN-AUKUS. Ada empat SSN-AUKUS yang sudah disetujui dibangun sendiri. Kapal pertama buatan sendiri tersebut direncanakan rampung pada awal 2040-an.
Sebagai anggota AUKUS, Australia memiliki privilese untuk mendapatkan transfer teknologi kapal selam yang diklaim paling canggih saat ini tersebut. Badan Kapal Selam Australia (ASA) menyebutkan SSN-AUKUS akan memiliki kemampuan mata-mata, pengintaian, perang bawah laut, dan penyerangan dengan menerapkan semua teknologi militer paling canggih dari tiga anggota AUKUS. Badan tersebut mengklaim SSN-AUKUS akan membuat musuh jeri dan berkontribusi signifikan pada stabilitas di Indo-Pasifik.
Dengan bujet mencapai A$ 368 miliar atau Rp 3.823 triliun dalam kurs saat ini, pengadaan kapal selam nuklir—3 dari Amerika, 1 dari Inggris, dan 4 diproduksi sendiri—merupakan proyek militer terbesar dalam sejarah Australia. “Pengadaan kapal selam bertenaga nuklir ini akan menciptakan 20 ribu lapangan kerja bagi perekonomian Australia,” tutur Menteri Industri Pertahanan Australia Pat Conroy.